Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Suap di Jatim, Kadis Pertanian Merasa Diperas DPRD

Kompas.com - 03/08/2017, 11:53 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Bambang Heriyanto merasa diperas oleh Komisi B DPRD Jawa Timur.

"Saya merasa diperas, Pak, (yang meras) Komisi B DPRD (Jatim)," kata Bambang saat keluar dari gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di Kuningan, Jakarta, Kamis (3/8/2017).

Hal tersebut disampaikan Bambang menanggapi pertanyaan awak media soal pemberian anggaran triwulan kepada Komisi B DPRD Jatim.

Bambang menjadi tersangka pemberi suap kepada Ketua Komisi B DPRD Jawa Timur Mochammad Basuki.

Suap tersebut diduga diberikan untuk menghindari pengawasan dan pemantuan DPRD Jatim tentang penggunaan anggaran tahun 2017.

Bambang terus berjalan masuk ke mobil tahanan. Dia terlihat berjalan bersama tersangka lain kasus ini, yaitu ajudannya Anang Basuki Rahmat dan Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Rohayati.

Anang dan Rohayati enggan berkomentar apapun.

Pengacara Bambang, Suryono Pane mengatakan, kliennya telah melakukan dua kali penyerahan uang masing-masing Rp 150 juta.

Penyerahan pertama terjadi pada Maret 2017. Pada saat itu, uang Rp 150 juta diberikan melalui Anang kepada anggota DPRD Jawa Timur M Kabil Mubarok.

Kabil, pada kasus ini, juga sudah ditetapkan sebagai tersangka penerima suap oleh KPK.

"Kita juga senang dengan ditahannya Kabil, memudahkan kami tim penasihat hukum bela Pak Bambang," ujar Suryono.

Selanjutnya, lanjut Suryono, penyerahan uang yang kedua kali dari kliennya terjadinya pada Juni 2017, saat penangkapan oleh KPK.

Ia menyatakan, uang suap yang diberikan kliennya itu merupakan pungutan liar yang dilakukan oleh Komisi B DPRD Jawa Timur.

"Murni sebuah pungli yang dilakukan anggota Dewan," ujar Suryono.

Ia menambahkan, jika tidak memberikan uang kepada Komisi B, maka Bambang akan di-'bully' pada saat rapat dengar pendapat (RDP) atau hearing dengan Komisi B.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com