Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Kenakan Pajak, Indonesia Tunggu Perubahan Izin Prinsip Facebook

Kompas.com - 25/07/2017, 19:17 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia masih membutuhkan waktu untuk mengenakan pajak terhadap penyedia jejaring sosial asal Amerika Serikat, Facebook.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menjelaskan bahwa perusahaan milik Mark Zuckerberg itu sebenarnya telah mengantongi izin prinsip pada Maret 2017 lalu.

Namun, hingga kini pemerintah belum dapat menjaring pajaknya. Sebab, usaha yang didaftarkan Facebook di dalam izin prinsip itu berjenis manajemen konsultasi consulting management.

Sementara, penghasilan Facebook didominasi oleh periklanan digital.

"Jadi, izin prinsipnya itu masuknya ke consulting management, itu kan bukan sesuai dengan bisnisnya, yaitu periklanan," ujar Rudiantara di Kompleks Istana Presiden, Selasa (25/7/2017).

Rudiantara mendorong Facebook untuk segera mendaftarkan ke Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) jenis periklanan agar pajak bisa segera diterapkan.

"Kami minta ke mereka untuk pindah (ke periklanan). Nanti pasti saya bantu. Pihak Kominfo dan BPS kan sudah buka KBLI baru (KBLI Periklanan)," ujar Rudiantara.

(Baca juga: Menkeu Beberkan Status Facebook, Google, dan Twitter di Indonesia)

Ia mengingatkan, prinsip pajak periklanan berlaku surut. Artinya, saat sudah mendaftarkan diri ke KBLI yang sesuai, pajak yang dikenakan Facebook dihitung sejak perusahaan itu menerima pemasukan pertama kali dari periklanan.

Oleh sebab itu, sebelum nilai pajak terus naik, Rudiantara menyarankan agar Facebook segera mengurus izin tersebut.

"Kalau memang enggak segera diurus ya berarti numpuk saja terus pajaknya," ujar Rudiantara.

Kompas TV Makin banyaknya pengguna internet yang nonton video dan melihat foto di Facebook berhasil mendongrak pemasukan perusahaan 50 persen lebih tinggi. Di triwulan terakhir 2016 lalu, pemasukan Facebook mencapai 8,8 Miliar Dollar. Keuntungan perusahaan malah meroket lebih dari 130 persen. Hobi nonton video di Facebook membuat perusahaan bisa memasukkan lebih banyak slot iklan. Kebalikan dari kinerja Facebook yang sangat kinclong, kinerja si burung biru Twitter malah makin suram. Sepanjang 2016, Twitter Inc cuma bisa menambah dua juta pengguna jadi total 319 juta pengguna Twitter. Pemasukan yang cuma tumbuh satu persen membuat Twitter Inc menderita kerugian 167 juta dollar di triwulan empat 2016. Chief Operating Officer Twitter, Anthony Noto beralasan, lambatnya pemasukan karena Twitter sedang berinvestasi membuat fitur baru yang kedepannya bakal mendatangkan uang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Nasional
Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Nasional
Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Nasional
Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Nasional
PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

Nasional
Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Nasional
Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Nasional
Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Nasional
Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Nasional
Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat 'Smart Card' Haji dari Pemerintah Saudi

Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat "Smart Card" Haji dari Pemerintah Saudi

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Nasional
Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Nasional
Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Nasional
Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri 'Triumvirat' dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri "Triumvirat" dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Nasional
Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com