Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kami Banser Tidak Takut Mati Demi NKRI"

Kompas.com - 24/07/2017, 08:08 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

KOMPAS.com - "Kami Banser tidak takut mati demi keutuhan NKRI. Mati hari ini ya begini, mati besok ya begini," ujar Amir dengan berapi-api.

Sontak seluruh peserta diskusi yang memadati Graha Gus Dur di kantor DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memberi tepuk tangan sambil mengelukan perkataan Amir tersebut. Tak terkecuali Menteri Pemuda dan dan Olahraga Imam Nahrawi dan Sekjen PKB Abdul Kadir Karding yang duduk di barisan depan.

Amir adalah salah seorang anggota Barisan Ansor Serbaguna atau Banser cabang Mojokerto. Banser merupakan badan otonom Nahdlatul Ulama (NU) yang menjadi bagian dari Gerakan Pemuda (GP) Ansor.

Minggu (23/7/2017), Amir diundang menjadi salah satu narasumber dalam diskusi "Merawat Keindonesiaan: Tolak Radikalisme, Lawan Intoleransi: yang diinisiasi oleh organisasi Perempuan Bangsa.

(Baca: GP Ansor: Ancaman Ormas Radikal Sudah di Depan Mata)

Sore itu, dia mengisahkan seorang rekannya bernama Riyanto yang menjadi korban aksi teror bom. Riyanto merupakan anggota Banser yang ikut menjaga keamanan Gereja Eben Haezer di Mojokerto, Jawa Timur, pada perayaan malam Natal, pada 24 Desember 2000 silam.

Usai kebaktian, pengurus gereja menemukan sebuah tas mencurigakan di dekat telepon umum. Jaraknya hanya sekitar lima meter dengan lokasi ibadah.

Menurut penuturan Amir, Riyanto yang menerima laporan dari pengurus gereja langsung memeriksa isi tas tersebut bersama petugas kepolisian. Saat dibuka, kata Amir, ditemukan rangkaian kabel dan tidak lama kemudian mengeluarkan asap.

Orang-orang yang berada di sekitar lokasi, termasuk aparat, segera pergi menjauh karena takut tas itu akan meledak. Namun, hanya Riyanto yang berani mengambil tas tersebut kemudian membuangnya ke selokan.

Saat dibuang, bom meledak dan menewaskan Riyanto.

"Waktu dibuka isinya ada pelor, paku dan kabel. Setelah itu tas ngebul, polisi lari semua. Riyanto mengambil tas itu kemudian dibuang ke selokan. Beratnya sekitar tiga kilo. Tidak lama tas itu meledak dan saya pingsan," tutur Amir.

(Baca: Olahraga Jadi Alternatif Penangkal Penyebaran Nilai Radikal)

Tujuh belas tahun setelah tragedi bom malam Natal tidak membuat Amir menyesal menjadi anggota Banser, meski dia harus kehilangan seorang temannya.

Menurut Amir, menjaga keutuhan NKRI dari paham radikalisme dan keharmonisan antar-umat beragama telah menjadi kewajibannya sebagai Banser. Amir pun merasa bangga dengan  yang telah ia lakukan sampai saat ini.

"Sebagai Banser, saya bangga, karena ada kesadaran dan kebanggaan untuk menjaga kedamaian dan keharmonisan antar umat beragama. Jangan sampai NKRI runtuh. Mari antar-umat beragama, duduk bersama," ucapnya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Menteri LHK: RI Masih Terima Ruang Dukungan Pihak Lain untuk Turunkan Emisi Karbon

Menteri LHK: RI Masih Terima Ruang Dukungan Pihak Lain untuk Turunkan Emisi Karbon

Nasional
Minta Jokowi Tunda RUU Polri, Koalisi Masyarakat: Isi Kontennya Berbahaya

Minta Jokowi Tunda RUU Polri, Koalisi Masyarakat: Isi Kontennya Berbahaya

Nasional
RUU Polri Beri Polisi Wewenang Penyadapan, ELSAM: Ini Bisa Sangat Liar...

RUU Polri Beri Polisi Wewenang Penyadapan, ELSAM: Ini Bisa Sangat Liar...

Nasional
Tren Ubah Aturan Hukum demi Menjaga Kekuasaan Diprediksi Bakal Terulang

Tren Ubah Aturan Hukum demi Menjaga Kekuasaan Diprediksi Bakal Terulang

Nasional
Putusan MA Dianggap 'Deal' Agenda Politik Jokowi Jelang Akhir Jabatan

Putusan MA Dianggap "Deal" Agenda Politik Jokowi Jelang Akhir Jabatan

Nasional
Aturan Pengawasan PPNS di RUU Polri Dianggap Hambat Kerja Penyidik KPK hingga Kejagung

Aturan Pengawasan PPNS di RUU Polri Dianggap Hambat Kerja Penyidik KPK hingga Kejagung

Nasional
Tangkap Buron Paling Dicari Thailand, Polri Minta Timbal Balik Dibantu Ringkus Fredy Pratama

Tangkap Buron Paling Dicari Thailand, Polri Minta Timbal Balik Dibantu Ringkus Fredy Pratama

Nasional
Buron Paling Dicari, Chaowalit Thongduang, Bikin Rakyat Thailand Tak Percaya Polisi

Buron Paling Dicari, Chaowalit Thongduang, Bikin Rakyat Thailand Tak Percaya Polisi

Nasional
Pilih Kabur ke Aceh, Chaowalit Buron Nomor 1 Thailand Merasa Mirip Orang Indonesia

Pilih Kabur ke Aceh, Chaowalit Buron Nomor 1 Thailand Merasa Mirip Orang Indonesia

Nasional
37 Warga Makassar yang Ditangkap karena Visa Haji Palsu Ditahan, 3 Diperiksa Kejaksaan

37 Warga Makassar yang Ditangkap karena Visa Haji Palsu Ditahan, 3 Diperiksa Kejaksaan

Nasional
Polisi Periksa 8 WNI Usai Tangkap Chaowalit Si Buron Nomor 1 Thailand, dari Ojol hingga Agen Sewa Kapal

Polisi Periksa 8 WNI Usai Tangkap Chaowalit Si Buron Nomor 1 Thailand, dari Ojol hingga Agen Sewa Kapal

Nasional
7 Bulan Kabur ke Indonesia, Buronan Thailand Nyamar jadi Warga Aceh dan Bikin KTP Palsu

7 Bulan Kabur ke Indonesia, Buronan Thailand Nyamar jadi Warga Aceh dan Bikin KTP Palsu

Nasional
Tak Setuju Perpanjangan Bansos Disebut Cawe-cawe, Dasco: Kecurigaan Tak Beralasan

Tak Setuju Perpanjangan Bansos Disebut Cawe-cawe, Dasco: Kecurigaan Tak Beralasan

Nasional
Tapera Dikhawatirkan Jadi Ladang Korupsi seperti Jiwasraya dan Asabri

Tapera Dikhawatirkan Jadi Ladang Korupsi seperti Jiwasraya dan Asabri

Nasional
Permintaan Otoritas Thailand, Chaowalit Si Buron Nomor 1 Tak Ditampilkan Saat Jumpa Pers

Permintaan Otoritas Thailand, Chaowalit Si Buron Nomor 1 Tak Ditampilkan Saat Jumpa Pers

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com