Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi PDI-P Sebut Ada Upaya De-Soekarnoisasi oleh Soeharto

Kompas.com - 16/06/2017, 21:19 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Ahmad Basarah mengajak seluruh elemen masyarakat untuk meluruskan sejarah mengenai Presiden RI Soekarno.

Menurut dia, pelurusan sejarah perlu dilakukan karena ada upaya de-Soekarnoisasi oleh pemerintahan Presiden kedua Soeharto.

TAP MPRS No. XXXIII/MPRS/1967, kata dia, secara jelas menuduh bahwa Soekarno menguntungkan dan melindungi tokoh-tokoh Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G-30-S/PKI).

(Baca: Bulan Soekarno, untuk Mengingat Susah Payah Pendiri Bangsa)

Namun, tuduhan itu tidak pernah bisa dibuktikan di pengadilan hingga Soekarno wafat.

"Bung Karno membawa beban sejarah yang sangat berat. Meninggal membawa beban berkhianat dengan bangsa dan negara yang beliau merdekakan," kata Basarah dalam acara ngaji bareng Bung Karno yang digelar Megawati Institute di Jakarta, Jumat (16/6/2017).

Setelah Soekarno wafat, lanjut Basarah, proses de-Soekarnoisasi masih terus berlanjut. Salah satu caranya adalah dengan memakamkan Soekarno di Blitar.

Padahal, Soekarno sudah meninggalkan pesan ingin dimakamkan di daerah pegunungan, yang ditafsirkan banyak orang sebagai Batutulis, Bogor.

"Kenapa Pak Harto memilih memakamkan Bung Karno di blitar? Karena saat itu Blitar adalah basisnya PKI," ucap Ketua Fraksi PDI-P di MPR ini.

(Baca: PDI-P: Konstruksi Pemikiran Soekarno adalah Konstruksi Pemikiran Islam)

Akibat de-Soekarnoisasi ini, lanjut Basarah, masyarakat banyak yang mendapatkan pemahaman yang salah soal sosok Soekarno.

Oleh karena itu, pelurusan sejarah ini menjadi bagian tugas masyarakat bersama.

"Kalau ada yang katakan Bung Karno komunis, kafir, sekuler, saya ingin membantah," kata dia.

Kompas TV Bung Karno Baca Isi Pancasila di AS Tahun 1956
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com