Dalam rangka mengantisipasi kondisi serupa, maka perlu ada program kontra radikal terhadap pondok pesantren yang dicurigai menyebarkan paham tersebut.
Polda NTB yang melibatkan pihak terkait serta tokoh agama dan tokoh masyarakat memberikan pemahaman mengenai sejarah Indonesia, bagaimana pendiri bangsa memperjuangkan kemerdekaan.
(Baca juga: Tanam Bibit Pancasila dan Pangkas Paham Radikal Hingga ke Lapas)
Mereka juga diberi pemahaman soal Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika yang mengajarkan toleransi dengan umat agama lain.
Kepala Polda Nusa Tenggara Barat Brigjen Pol Firli mengatakan, pihaknya mencari tahu titik-titik di mana penyebaran islam radikal dilakukan. Setelah itu, mereka datang ke tempat tersebut untuk melihat kegiatannya.
"Pendekatan pertama, soft approach. Sangat lembut. Lakukan sosialisasi bagaimana kita bisa memiliki kesadaran pemahaman berdasarkan Pancasila, NKRI, UUD 45, dan harus hormati bahwa Indonesia hidup damai satu dan kokoh dalam bingkai kebinekaan," kata Firli.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.