JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan anggota Komisi X DPR RI Angelina Sondakh alias Angie kembali dihadirkan sebagai saksi dalam sidang perkara dugaan korupsi proyek pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) di Bukit Hambalang, Bogor, Jawa Barat.
Ia bersaksi untuk terdakwa Andi Zulkarnaen Mallarangeng alias Choel Mallarangeng.
Tim penasihat hukum Choel mengkonfirmasi Angie soal pertemuan Komisi X di Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta Selatan, medio Mei-Juni 2010.
Menurut tim pengacara, pertemuan itu membahas soal penetapan anggaran proyek Hambalang.
(baca: Saksi Kasus Hambalang Diancam agar Tak Bocorkan soal Rapat di Hotel)
Angie mengaku lupa soal pertemuan di Hotel Century. Namun, ia memastikan tidak ada rapat lagi di bulan Mei atau Juni 2010 karena anggaran proyek tersebut sudah turun pada Mei 2010.
"Tidak mungkin ada rapat setelah RKKL (Rencana Kerja & Anggaran Kementerian Negara/Lembaga) ditandatangani. Sudah tidak ada kepentingan lagi rapat di bulan Mei dan Juni," ujar Angie saat bersaksi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (22/5/2017).
Namun, pengacara Choel kembali menanyakan hal yang sama, kali ini dengan penegasan bahwa Angie yang memimpin rapat tersebut.
Dalam rapat juga dibahas soal kontrak multiyers.
Angie kembali membantah. Ia mengaku tak punya kewenangan memimpin rapat Komisi X.
Selain itu, pembahasan multiyears, kata Angie, bukan wewenang Komisi X. Kalaupun rapat itu ada, Angie mengaku lupa pernah ada rapat itu.
Tak puas dengan jawaban Angie, pengacara Choel kembali menegaskan pertanyaan yang sama.
"Diulang lagi pertanyaannya, saudara tidak ingat persis apakah saudara rapat di Century?" tanya pengacara.
"Saya mana ingat tanggalnya, harinya, itu tujuh tahun lalu. Makanya saya minta dokumennya," sahut Angie.
"Apakah jawaban saudara bahwa tidak ingat karena sudah lama berlalu?" tanya pengacara lagi.
Pertanyaan pengacara mengacu pada keterangan saksi Direktur Utama CV Rifa Medika Lisa Lukitawati yang menyebut Angie pernah memimpin rapat di Hotel Century.
Angie menegaskan bahwa ia tidak pernah rapat bersama Lisa. Ia juga tidak ingat kapan rapat di Hotel Century.
Yang jelas, kata dia, tidak mungkin ada rapat setelah menandatangani RKKL.
Angie meminta pengacara Choel membantunya mengingat dengan sejumlah dokumen yang menunjukkan bahwa rapat itu benar ada.
Saat menyampaikan penjelasan di muka persidangan, suara Angie sempat tersendat karena menangis.
"Kan itu sudah tujuh tahun lalu. Bapak tidak pernah dipenjara, sih. Mengingat kejadian tujuh tahun lalu selama di penjara itu tidak bisa," kata Angie lirih.
"Saya mau bantu, lho. Tidak ada lagi yang saya tutupi. Tolong dibantu, kasih saya dokumen. Ini saya tertekan lho pak," lanjut dia.
Saat ditemui usai sidang, Angie mengaku terinitimidasi dengan pertanyaan pengacara Choel sehingga terbawa emosi saat menjawabnya.
Ia merasa namanya diseret-seret dalam sidang Choel karena statusnya sudah terpidana.
"Kenapa saya lagi? Apakah karena kadung Angie sudah dipenjara? Jangan karena saya sudah dipenjara, seolah mereka orang baik dan malaikat, saya yang jahat," kata Angie.