Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putri Amien Rais: Pak Ngapain Mikirin Bangsa, Sudah Berhenti Saja...

Kompas.com - 21/05/2017, 07:55 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Putri kedua mantan Ketua MPR Amien Rais, Hanum Salsabiela Rais sempat meminta ayahnya untuk tak lagi terjun ke dunia politik dan memikirkan negara. 

Apalagi, Amien selalu gagal dalam kontestasi politik. Baik saat dia mencalonkan diri sebagai presiden maupun saat mendukung salah satu calon dalam pilpres dan pilkada.

"Pak, ngapain mikirin bangsa ini, sudahlah berhenti saja, jadi orang selalu gagal. Dulu saya katakan seperti itu," kata Hanum Salsabiela Rais dalam acara "Tribute to Amien Rais" di Jakarta, Sabtu malam (20/5/2017).

Permintaan Hanum itu bukan tanpa alasan. Partai politik yang diprakarsai Amien, Partai Amanat Nasional (PAN) gagal dapat hasil yang menggembirakan pada Pemilu 1999.

(Baca: 19 Tahun Reformasi, 9 Kritik Amien Rais untuk Jokowi)

 

Pada Pilpres 2004, Amien yang berpasangan dengan Siswono Yudhohusodo juga mesti rela tersisih pada putaran pertama dari lima pasangan calon yang maju pada saat itu.

Hanum kemudian menganalogikan Amien sebagai dokter yang rela mengabdikan diri untuk menyelamatkan pasien. 

"Pak saya ini dokter, dokter gigi. Kalau ada pasien yang sakit parah tak bisa diselamatkan. Kemudian ada seorang dokter yang rela mengulurkan tangannya untuk menolong agar terbebas dari marabahaya. Tapi pasien itu tidak mau ya sudah tinggalkan saja," kata Hanum.

Menurut Hanum, larangan kepada Amien itu sudah dia lontarkan sejak lama. Itu karena beberapa alasan.

Penulis "99 Cahaya di Langit Eropa" dan "Bulan Terbelah di Langit Amerika" itu masih sangat ingat kejadian pada Rabu malam, 20 Mei 1998.

Saat itu, ayahnya yang sedang berada di Lamongan menelepon ibu Hanum, Kusnasriyati Sri Rahayu yang berada di Jakarta. Dari Lamongan, Amien memberi kabar yang kurang baik.

"Katanya, ada tiga sahabatnya, pak Adi Sasono, Edi Swasono kakak Sri Bintang Pamungkas, Parni Hadi. Mereka bilang, pak Amien jangan ke Jakarta. Ini sudah A1 pak Amien akan ditangkap rezim Soeharto, jadi jangan ke Jakarta," cerita Hanum.

(Baca: Amien Rais Ajak Semua Pihak untuk Mendinginkan Situasi)

Dapat kabar seperti itu, nyatanya tak membuat ayahnya mengurungkan langkahnya berangkat ke Ibu Kota. Apalagi, ibunda Hanum atau istri Amien Rais, mengikhlaskan apapun yang terjadi.

"Ibu bilang ke bapak, Bismillah yang ikhlas berjuang, jangan ada pamrih, interest. Tak perlu terpikir keluarga, insya Allah saya bojomu bisa membesarkan anak-anak dengan jualan batik," kata dia.

"Ibu tak ingin terlihat tidak tegar di telepon, peluk kita semua, bilang doakan bapakmu yang sedang berjuang," tambah Harum.

Hanum juga masih ingat bagaimana pada 2001 silam, rumah neneknya di Solo dibakar massa.

"Warga Solo tak terima bapak dianggap jadi orang yang paling bertanggung jawab karena Megawati tak terpilih di Pilpres 1999. Rasanya nyesek di dada," aku Hanum.

Setelah bertahun-tahun, kini ia menemukan jawaban, atas perjuangan tanpa henti yang dilakukan ayahnya itu meski tak selalu seperti yang diharapkan.

(Baca: Amien Rais Tantang Luhut Adu Data dengan Para Penolak Reklamasi)

"Berjuang tanpa akhir itu saya temukan jawabannya, setelah menikah 11 tahun. Ingin punya keturunan hampir 11 tahun, hampir putus asa, depresi, berkali-kali gagal. Bayi tabung juga gagal 6 kali. Itu bukan sesuatu yang mudah diterima sebagai perempuan," kata Hanum.

 

Hanum yang menikah dengan Rangga Almahendra kini memiliki seorang putri.

"Bapak bilang, Nung lihat bapak gagal ini, gagal itu, tapi Nung perjuangan itu tak ada akhirnya. Terus usaha, agar bisa hamil, jangan putus asa, jangan lemah iman. Itulah yang bisa dilakukan orang beriman," tutup lulusan dari Fakultas Kedokteran Gigi UGM tersebut.

Kompas TV Polemik kelanjutan proyek reklamasi di wilayah utara Jakarta terus bergulir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com