Di dalam setiap tantangan atau hambatan selalu menawarkan tersedianya peluang. Jim Rutenberg dari harian New York Times menjelaskan, ledakan berita bohong/hoaks selama 2016 dapat saja justru meningkatkan nilai dari berita benar. Ia berkesimpulan: ”Jika demikian halnya, jurnalisme hebatlah yang akan menjadi penyelamat jurnalisme itu sendiri.” Jurnalisme asli, kritis, dan dari hasil telaah yang mendalam mungkin lebih dibutuhkan sekarang ini dibandingkan dengan masa yang lalu.
Yang harus kita sadari juga bahwa perubahan dan transformasi akan terus terjadi. Kemampuan untuk beradaptasi adalah hal yang sangat penting untuk mengantisipasinya dan jika perlu, lakukanlah revitalisasi.
Seperti diungkapkan Robert Biezenski: ”When society as a whole change, when the whole economy goes down the tube, when millions of people are suddenly unemployed. Then society will change. Not before. And then the media will change. Not before.” (Ketika masyarakat berubah secara utuh, ketika ekonomi jatuh, ketika jutaan orang tiba-tiba menganggur. Kemudian masyarakat akan berubah. Bukan sebelumnya. Dan kemudian media akan berubah. Bukan sebelum.)
Selamat Hari Kemerdekaan Pers Sedunia!
SH Sarundajang,
Anggota Dewan Pers
---
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 15 Mei 2017, di halaman 6 dengan judul "Krisis dalam Jurnalisme".