Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 25/04/2017, 18:14 WIB
EditorSabrina Asril

JAKARTA, KOMPAS.com - Meskipun di tengah gempuran tentara Filipina di wilayah Kepulauan Sulu dan Pulau Bohol di Kepulauan Visayas, tujuh sandera berkewarganegaraan Indonesia yang ditahan kelompok Abu Sayyaf dipastikan masih hidup dan aman.

”Mereka dalam keadaan hidup. Kami percaya pada otoritas Filipina menangani kasus tersebut. Hingga kini, kami terus berkoordinasi dengan aparat Filipina,” kata Panglima TNI Jenderal (TNI) Gatot Nurmantyo seusai perayaan Nyepi 1939 Caka di Mabes TNI, Jakarta, Sabtu (22/4/2017).

Menurut Gatot, semua langkah koordinasi terus dilakukan bersama otoritas di Filipina. TNI juga menyatakan terus memantau perkembangan situasi terkait nasib tujuh WNI yang menjadi sandera.

Ketujuh sandera tersebut di antaranya ditangkap kelompok Abu Sayyaf pada waktu berbeda-beda, yaitu 5 November 2016, 19 November 2016, dan 19 Januari 2017.

(Baca juga:  Pimpinan Abu Sayyaf Paling Senior yang Diburu AS Ingin Menyerah)

Para sandera tersebut adalah Kapten Kapal SSK 00520 La Utu bin Ra Ali, Kapten Kapal SN 1154/4F La Hadi La Edi, serta awak kapal pukat VW 1378 Safarudin dan Syawal. Terakhir adalah awak kapal nelayan BN 883/4/F Hamdan bin Salim, Subandi bin Sattu, dan Sudarling Samansung.

Dari informasi anggota tim negosiator yang membantu pembebasan sandera WNI dari tangan Abu Sayyaf, empat tokoh penting Abu Sayyaf, yakni Al Habsyi Misaya, Sarip Mura, Radulan Sahiron–dikenal karena bertangan satu–dan Hatib Sawadjaan, sedang diburu aparat Filipina di Filipina selatan dan Malaysia di Sabah.

Ada dua tokoh lain yang kini dicari, yakni Idang Susukan dan Apo Mike. Beberapa media lokal Filipina memperkirakan dua orang tersebut luka parah atau sudah tewas dalam serangan militer Filipina baru-baru ini.

Ditunda

Sementara itu, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Brigjen (TNI) Totok Sugiharto, dalam ramah-tamah dengan media, Kamis (20/4), menyatakan, operasi patroli laut Indonesia-Malaysia-Filipina yang direncanakan dimulai pada 11 April 2017 ditunda.

Alasan penundaannya, lanjut Totok, karena Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana tak bisa hadir di Kuala Lumpur, Malaysia. Menurut rencana, Menhan Filipina bersama dengan Menhan Ryamizard Ryacudu dan Menhan Malaysia Hishamudin akan bertemu terlebih dahulu.

Kompas TV 2 ABK Terakhir TB Charles Dibebaskan Abu Sayyaf
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Survei Litbang 'Kompas': Tokoh dengan Pribadi Sederhana Jadi Daya Tarik bagi Perempuan Memilih Capres

Survei Litbang "Kompas": Tokoh dengan Pribadi Sederhana Jadi Daya Tarik bagi Perempuan Memilih Capres

Nasional
Polemik Hotel Sultan, Kuasa Hukum PT Indobuildco: Status HGB No 26/Gelora dan HGB No 27/Gelora Sah di Mata Hukum

Polemik Hotel Sultan, Kuasa Hukum PT Indobuildco: Status HGB No 26/Gelora dan HGB No 27/Gelora Sah di Mata Hukum

BrandzView
Saat Sri Mulyani Jawab Dugaan Transaksi Janggal Rp 349 Triliun: Kaget hingga Klaim Tak Semua Terkait Kemenkeu

Saat Sri Mulyani Jawab Dugaan Transaksi Janggal Rp 349 Triliun: Kaget hingga Klaim Tak Semua Terkait Kemenkeu

Nasional
Saat Keponakan Wamenkumham Resmi Jadi Tersangka Buntut Pencatutan Nama untuk Minta Uang...

Saat Keponakan Wamenkumham Resmi Jadi Tersangka Buntut Pencatutan Nama untuk Minta Uang...

Nasional
Nasib Santunan Gagal Ginjal Akut: Sempat Saling Lempar, Akhirnya Dibahas Empat Kementerian

Nasib Santunan Gagal Ginjal Akut: Sempat Saling Lempar, Akhirnya Dibahas Empat Kementerian

Nasional
Pemerintah Lobi FIFA soal Israel: Sudah Ajukan Syarat, tapi Tidak Diterima

Pemerintah Lobi FIFA soal Israel: Sudah Ajukan Syarat, tapi Tidak Diterima

Nasional
Kajian TII: Penanganan Pandemi Covid-19 Dominan ke Pemulihan Ekonomi Jadi Sebab Kasus Melonjak

Kajian TII: Penanganan Pandemi Covid-19 Dominan ke Pemulihan Ekonomi Jadi Sebab Kasus Melonjak

Nasional
Saat Jokowi Beri Perintah ke PPATK dan Mahfud MD soal Kehebohan Transaksi Janggal di Kemenkeu...

Saat Jokowi Beri Perintah ke PPATK dan Mahfud MD soal Kehebohan Transaksi Janggal di Kemenkeu...

Nasional
Penggugat Berharap MK Sidangkan 'Judicial Review' Pasal Pemilu Susulan atau Lanjutan secara Cepat

Penggugat Berharap MK Sidangkan "Judicial Review" Pasal Pemilu Susulan atau Lanjutan secara Cepat

Nasional
[POPULER NASIONAL] Hasil Survei Anies Menurun-Prabowo Rebound | Kriminalisasi Budi Pego Tak Masuk Akal

[POPULER NASIONAL] Hasil Survei Anies Menurun-Prabowo Rebound | Kriminalisasi Budi Pego Tak Masuk Akal

Nasional
Survei SMRC: Masyarakat Nilai Kinerja Jokowi Positif Cenderung Pilih Ganjar, Negatif Dukung Prabowo

Survei SMRC: Masyarakat Nilai Kinerja Jokowi Positif Cenderung Pilih Ganjar, Negatif Dukung Prabowo

Nasional
Pasal Pemilu Susulan dan Lanjutan Digugat, Dikhawatirkan Celah Perpanjang Jabatan Presiden

Pasal Pemilu Susulan dan Lanjutan Digugat, Dikhawatirkan Celah Perpanjang Jabatan Presiden

Nasional
Tanda Tanya Koalisi Besar Golkar, Merapat ke KPP atau Tetap Bersama KIB?

Tanda Tanya Koalisi Besar Golkar, Merapat ke KPP atau Tetap Bersama KIB?

Nasional
Sosok Melchias Mekeng yang Singgung Uang Haram dan Bolak-balik Diperiksa KPK

Sosok Melchias Mekeng yang Singgung Uang Haram dan Bolak-balik Diperiksa KPK

Nasional
Penghayatan Kolektif Ramadhan

Penghayatan Kolektif Ramadhan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke