Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perekaman Data E-KTP Capai 97,09 Persen

Kompas.com - 24/04/2017, 22:24 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Perekaman data Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (e-KTP) masyarakat Indonesia mendekati tahap akhir. Perekaman tersebut dilakukan oleh Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik.

"Hasil rekapitulasi by sistem pada tanggal 4 April 2017, sebanyak 97,09 persen atau 173.030.119 penduduk yang ada di Indonesia sudah melakukan perekaman data," kata Direktur Dukcapil Zudan Arif Fakrulloh, melalui keterangan tertulis, Senin (24/4/2017).

(baca: Bantah Server "Error", Kemendagri Pastikan Perekaman E-KTP Masih Jalan)

Menurut Zudan, jumlah tersebut dapat berubah karena penyebab yang tidak dapat diprediksi. Antara lain, pernikahan di bawah umur dan kedatangan WNI dari luar negeri.

Selain itu, kata Zadan, data penduduk ganda juga menjadi penyebab pertambahan identitas masyarakat. Meski demikian, Zudan menilai data ganda tersebut tidak mengubah jumlah total perekaman secara signifikan.

Zudan menuturkan, kebutuhan blanko e-KTP untuk 2017 dan 2018 telah tercukupi dengan pengadaan blanko sebanyak 25,9 juta keping.

Pengadaan blanko tahun anggaran 2018 akan difokuskan pada pemenuhan rutin pada 2019 dan perubahan alamat akibat pemekaran wilayah.

"Mohon doa dari semua pihak agar semua kendala segera teratasi, sehingga pelayanan kepada masyarakat menjadi normal kembali dan semakin berkualitas," ujar Zudan.

(baca: Mendagri Yakin Kasus Korupsi Tak Ganggu Penyelesaian Perekaman e-KTP)

Kompas TV Warga Mojokerto Berebut Formulir Perekaman E-KTP
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Nasional
Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Nasional
Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Nasional
JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com