Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hemas Tak Tahu Manuver Timses Oesman Sapta untuk Jadi Pimpinan DPD

Kompas.com - 05/04/2017, 15:13 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota DPD RI GKR Hemas mengaku tidak tahu mengenai informasi yang beredar terkait lobi yang dilakukan tim sukses Oesman Sapta Odang untuk menjadi Pimpinan DPD.

Oesman dilantik oleh Mahkamah Agung (MA) pada Selasa (4/4/2017) kemarin, bersama dua wakilnya, Nono Sampono dan Darmayanti Lubis.

"Saya enggak tahu (adanya lobi)," kata Hemas, di kediamannya, Jalan Denpasar Raya, Kuningan, Jakarta, Rabu (5/4/2017).

Adanya lobi itu diungkapkan oleh Anggota DPD dari Kepulauan Riau, Djasarmen Purba.

Menurut Djasarmen, lobi telah dilakukan sebelum Oesman Sapta menjadi Ketua Umum Partai Hanura.

Djasarmen mengaku dilobi oleh dua orang dari pihak Oesman Sapta. Mereka adalah Anggota DPD dari wilayah Timur.

(Baca: Farouk: Silakan Makan Itu Jabatan Pimpinan DPD!)

Hemas mengatakan, tim sukses Oesman Sapta tidak melakukan lobi terhadap dirinya. Ia juga menyebut tidak ada komunikasi yang terjadi.

"Oh enggak pernah (didekati minta dukungan). Enggak pernah ada komunikasi," ujar Hemas.

Oesman Sapta sendiri telah membantah pernyataan Djasarmen. Ia mengatakan tidak pernah sekalipun melobi anggota DPD dan tidak pernah meminta dukungan dengan mengiming-imingi kursi Pimpinan DPD seperti yang disampaikan Djasarmen.

Oesman meyakini para senator yang mendukungnya sebagai Ketua DPD memilih dengan tulus dan ikhlas.

"Mereka dengan hati nurani yang tulus dan ikhlas dalam membangkitkan kepentingan daerah. Terutama yang mewakili daerahnya berperan di pusat dan dapat mewarnai daerah yang mereka wakili," ujar Oesman.

(Baca: Hemas Desak MA Segera Batalkan Pelantikan Pimpinan Baru DPD)

Kompas TV Ketidakjelasan Pelantikan Pimpinan DPD Baru
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com