JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Sosial RI Khofifah Indar Parawansa meminta Pemerintah Kabupaten Ponorogo merelokasi warga yang menjadi korban tanah longsor di Dusun Tangkil, Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Dia tak ingin kejadian serupa terjadi karena kondisi geografis yang tak memungkinkan dijadikan permukiman.
"Mengingat daerah tersebut menyandang status rawan bencana," ujar Khofifah dalam siaran pers, Minggu (2/4/2017).
Khofifah menilai, bencana tanah longsor Ponorogo diakibatkan meningkatnya jumlah lahan kritis, berkurangnya tutupan lahan, dan degradasi lingkungan.
Selain itu, berkurangnya resapan air dan pertanian yang tidak memperhatikan konservasi lingkungan juga mengakibatkan tanah tidak kuat menumpu beban. Oleh karena itu, perlu upaya sistematis dan terstruktur dalam menanganinya.
"Masyarakat pun perlu ditingkatkan perilaku sadar bencana," kata Khofifah.
Menurut Khofifah, ada peningkatan pengetahuan soal bencana di masyarakat. Namun, perilaku dan budaya mereka terhadap lingkungan masih sama dengan sebelumnya. Pemahaman itu belum seluruhnya diterapkan saat ini.
(Baca juga: Detik-detik Mencekam bagi Warga Saat Longsor Terjang Ponorogo)
Untuk mencegah longsor Ponorogo kembali terjadi, lanjut Khofifah, perlu dilakukan reboisasi terhadap sejumlah lahan kritis. Tak hanya akan mengurangi potensi tanah longsor, namun juga meningkatkan kualitas air, menaikkan posisi muka air tanah, penyediaan air saat kekeringan, dan konservasi sumber daya air tanah.
"Perlu upaya berkelanjutan yang melibatkan semua pihak sehingga kejadian seperti ini tidak terulang," kata Khofifah.
Berdasarkan data Kementerian Sosial, sebanyak 28 warga masih tertimbun material longsor. Sementara yang berhasil selamat sebanyak 20 orang luka ringan dan tiga orang luka berat.
Adapun jumlah rumah yang tertimbun material longsor sebanyak 32 rumah.
Evakuasi untuk mencari korban hilang longsor Ponorogo menggunakan lima alat berat. Lima alat berat itu dua dari Pemkab Ponorogo, dan tiga sisanya dari Pemkab Trenggalek, Pemkab Pacitan, dan Pemkab Madiun.
Khofifah mengatakan, proses evakuasi sempat terhenti lantaran faktor cuaca. Kondisi tanah juga masih terus bergerak dan tidak ada penerangan listrik. Selain itu juga karena tidak ada alat berat untuk menyingkirkan material longsor.
(Baca juga: 1,5 Jam Menggali, Petugas Temukan Satu Jasad Korban Longsor Ponorogo)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.