JAKARTA, KOMPAS.com - Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al-Saud hanya berkunjung ke Kompleks Parlemen selama sekitar 30 menit pada Kamis (2/2/2017) kemarin. Dia juga hanya membawakan pidato selama 2 menit.
Pidato itu jauh lebih singkat dari yang dijadwalkan, yaitu 10 menit. Meski singkat, namun kunjungan tersebut amat berkesan bagi para anggota dewan.
Persiapan penyambutan yang sangat matang pun dilakukan. Gladi bersih bahkan dilakukan nyaris lima kali. Dekorasi bunga-bunga yang menghiasi Gedung Nusantara hingga ke ruang sidang paripurna bahkan diperkirakan merogoh kocek hingga setengah miliar.
Jalan-jalan khusus juga disiapkan guna menyambut Sang Raja. Demi kenyamanan Raja Salman, DPR menyiapkan jalur landai khusus yang dibuat dengan papan agar mempermudah Raja untuk berjalan.
Meski pidatonya singkat, namun kata-kata Raja Salman cukup berkesan bagi tamu undangan. Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon, misalnya. Menganggap pidato Raja Arab Saudi tersebut sarat makna.
"Bagus. Pidatonya singkat, padat, jelas. Behind the lines dia mencatat apa yang menjadi harapan-harapan, yang saya yakin ya tentu harus ada pro-active diplomacy apa yang sudah dijanjikan kita harus bisa direalisasikan," kata Fadli.
Adapun bagi Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, pidato Raja Salman dinilai menjadi simbol untuk membangun kerja sama yang lebih kuat dalam memerangi terorisme. Dalam pidato singkatnya, Raja sempat menyinggung mengenai terorisme.
"Tentu kita harus sambut baik karena tidak ada tempat bagi teroris. Oleh karena itu kerja sama dua negara penting, untuk mengurangi radikalisme dan terorisme," ujar Zulkifli.
(Baca: Agenda Raja Salman, Bertemu Tokoh Lintas Agama sampai Belanja)
Anggota Komisi III dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Nasir Djamil juga menganggap pidato singkat Raja amat berkesan. Pasalnya, pidato tersebut juga mengajak seluruh pihak untuk sama-sama memperkuat hubungan bilateral kedua negara.
"Singkat, tegas, lugas, dan memberikan kesan yang mendalam bagi anggota parlemen," ucap Nasir.
Dari luar parlemen, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh yang juga hadir sebagai tamu undangan menilai kunjungan singkat Raja Salman tetap merupakan peristiwa berarti bagi kedua negara.
Selain sebagai momentum nostalgia kedatangan Raja Faisal 47 tahun silam, kedatangan Raja Salman juga membawa pikiran-pikiran Islam moderat. Hal itu sangat dianggap sangat baik karena Indonesia juga menganut pola pikir yang sama.
"Tentu kita berbahagia lah menyambut pemimpin negara sahabat kita, Raja Salman, yang berkunjung kemari. Ini suatu peristiwa yang berarti bagi bangsa kita," tutur Paloh.
Duduk berdampingan dengan Raja Salman rupanya membuat Ketua DPR RI Setya Novanto grogi. Beberapa kali Novanto salah ucap dalam pidatonya yang berlangsung sekitar 12 menit.
Misalnya, saat menyebut nama mantan Wakil Presiden RI Try Sutrisno. Novanto sempat menyapanya sebagai "wakil DPR".
"Tak lupa di sini juga hadir Bapak Try Sutrisno, wakil DPR Republik Indonesia," kata Novanto, yang sempat membuat hadirin terheran.
"Wakil Presiden Republik Indonesia," ucapnya lalu tersenyum.
"Ini memang kalau sebelah Raja grogi-grogi dikit," tutur Novanto disusul tawa hadirin.
(Baca: Upaya Keras Setya Novanto Berbahasa Arab di Samping Raja Salman... )
Novanto juga salah dalam menyebut nama Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono. Alih-alih menyebut "Yudhoyono", Novanto justru menyebut "Yudhono". Kesalahan lain dilakukannya saat menyebutkan soal tahun terakhir kunjungan Raja Faisal. Raja Faisal berkunjung ke Indonesia pada 47 tahun silam.
"40 tahun, tujuh. Jadi 47 tuhun yang lalu di gedung ini DPR gotong royong menerima kunjungan kehormatan yang mulia sri baginda Raja Faisal bin Abdulaziz Al-Saud," ucapnya.
Novanyo juga terdengar beberapa kali berupaya keras menggunakan kalimat berbahasa Arab yang cara penyebutannya kurang tepat. Misalnya, saat menyapa Raja Salman pada pembukaan pidato.
"Sri Baginda penjaga dua kota suci, Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud. Khadim al-Haramain Assyarifain. Al-Malik Salman bin Abdulaziz Al-Saud. Hafidzokum Allah Fi Hifzihi Ashhaba Fadilati wal Maarif," tuturnya.
Setelah berupaya keras mengucapkan kalimat berbahasa Arab yang cukup panjang tersebut, Senyum Novanto terkembang, yang kemudian disusul dengan tawa hadirin.
Kedatangan rombongan Raja Salman mengundang antusiasme yang sangat tinggi di masyarakat. Jelang kedatangannya ke Kompleks Parlemen, masyarakat yang bisa masuk berdesak-desakan berupaya mengintip kedatangan Sang Raja.
Maklum, penjagaan diberlakukan cukup ketat sehingga tak sembarang orang bisa melihat Raja dari dekat. Sisanya, terpaksa menyaksikan dari jarak jauh.
Sejak menginjakkan kaki ke ruang sidang paripurna hingga meninggalkannya, Raja Salman diserbu anggota dewan dan tamu undangan yang berburu swafoto.
Terlihat sepanjang Raja Salman menyusuri karpet merah hingga duduk di kursinya di atas panggung ruang sidang, Raja dihampiri sejumlah orang yang mengarahkan kamera ponselnya untuk berswafoto atau hanya sekadar mengabadikan gambar.
(Baca: Pidato di DPR, Raja Salman Dibanjiri Upaya Swafoto Anggota Dewan)
Anggota Komisi X dari Fraksi Partai Demokrat, Venna Melinda menjadi salah satu anggota yang ingin berfoto dengan Raja Salman namun tak berhasil direalisasikan karena penjagaan terhadap Raja begitu ketat.
"Mau fotonya sama Raja Salman tapi pengamanan ketat, susah. Tadi tuh saya sudah dekat tapi tetap didorong-dorong enggak boleh dekat. Enggak bisa. Sudah didorong, nyerah deh," ucap Venna.
Anggota Komisi III dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani juga berupaya untuk mengabadikan momentum dengan ponselnya. Namun, ia hanya bisa berswafoto dengan beberapa orang Pangeran Arab. Sebab, ia mendapat tempat duduk yang jauh dari jalur yang dilewati Raja.
Menurutnya, kunjungan Raja Salman merupakan momentum nostalgia pertama kalinya Raja Arab Saudi kembali mengunjungi Indonesia.
"Lebih dari itu, harus diakui Saudi Arabia kerajaan yang besar. Rajanya saja pelayan tanah suci," kata Arsul.
"Seandainya yang berkunjung Ratu Inggris dan terbuka. Saya kira sama, akan begitu juga. Selfie itu bukan soal berkunjung, tapi sudah menjadi penyakit kita," kelakarnya.
Upaya swafoto tak berhenti di ruang sidang paripurna. Beberapa tamu undangan bahkan rela "mengejar" dari ruang sidang paripurna di lantai 3 hingga ke lantai 1 untuk berswafoto bersama Raja.
Pemandangan yang sama berakhir saat Raja kembali masuk ke mobilnya untuk melanjutkan agenda di tempat lain. Harapan sejumlah tamu pun pupus untuk berswafoto dengan Raja Arab Saudi.
Namun setidaknya mereka berhasil "mencuri" gambar kedatangan Raja Salman yang menjadi momentum bersejarah bagi Indonesia.