Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemensetneg Tunggu Kasasi dari Kontras

Kompas.com - 16/02/2017, 17:39 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

Kompas TV SBY: Saya Dianggap Terlibat Konspirasi soal Munir? Come On!

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Sekretariat Negara akan menunggu kasasi yang akan diajukan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras).

Hal itu menyusul dikabulkannya permohonan keberatan Kemensetneg terhadap Kontras terkait permintaan publikasi hasil penyelidikan Tim Pencari Fakta (TPF) Munir.

"Kami akan menunggu 14 hari apakah ada action dari termohon Kontras mengajukan kasasi. Ketika dia mengajukan kasasi berarti putusan ini belum bisa kami laksanakan," kata Kepala Bidang Pengelola Informasi Publik Kemensetneg Faisal Fahmi, seusai persidangan di Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, Kamis (16/2/2017).

Pada kesempatan itu, Faisal kembali menegaskan bahwa sejak awal Kemensetneg tidak memiliki dan tidak mengetahui keberadaan dokumen TPF Munir.

Hal itu juga telah disampaikan pada persidangan di Komisi Informasi Pusat (KIP).

"Di dalam permohonan keberatan kami dan fakta-fakta hukumnya juga di dalam persidangan, kami buktikan juga menunjukkan bahwa Kemensetneg itu tidak memiliki, menguasai atau mengetahui keberadaan dokumen tersebu," kata Faisal.

Menurut dia, setelah dokumen TPF Munir diserahkan pada 2005 kepada Presiden saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono, Kemensetneg tidak menyimpan dan mengelola dokumen tersebut.

Pada sidang keberatan sengketa informasi, Pengadilan Tata Usaha Negara mengabulkan keberatan Kemensetneg terhadap permohonan Kontras pada Komisi Informasi Pusat (KIP).

Dalam putusannya, KIP memerintahkan Kemensetneg untuk mempublikasikan dokumen TPF Munir dan alasannya tidak mempublikasikan dokumen selama ini.

Majelis hakim PTUN Jakarta menyatakan dokumen TPF Munir tidak berada di Kemensetneg.

Selain itu, majelis juga menghukum Kontras untuk membayar biaya perkara sebesar Rp 225.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com