"Ya, kalau pak SBY saat itu kan punya semboyan 'lanjutkan'. Nah, kalau saya 'lebih cepat, lebih baik'. Lha, di situ salahnya, karena terlalu cepat jadinya kebablasan. Tidak tepat ke tempat tujuan. Akhirnya, ya di Kemenko Polhukam," ujar Wiranto sambil sedikit terkekeh.
Pesan dibalik kelakar
Menurut Deputi VI bidang Kesatuan Bangsa Kemenko Polhukam Arief Purboyo Mukiyat, Wiranto sebenarnya ingin menyampaikan pesan yang tersirat dari kelakar soal jabatan.
Arief menuturkan, melalui gurauan yang selalu dia katakan setiap ada kesempatan itu, Wiranto ingin menyanggah anggapan dirinya masih berambisi terhadap kekuasaan.
Anggapan tersebut sempat santer terdengar saat Presiden Joko Widodo menunjuk Wiranto sebagai Menko Polhukam menggantikan Luhut Binsar Pandjaitan.
"Dia pernah bilang, saya ini sudah tua, bahkan saya berpikir berkali-kali saat ditawarkan jabatan Menko Polhukam. Apa masih pantas. Akhirnya beliau menganggap mungkin itu pengabdian dirinya yang belum tuntas," ujar Arief saat berbincang usai 'coffee morning'.
Kebiasaan bercanda Wiranto, kata Arief, terkadang juga muncul saat rapat internal bersama para deputi.
Meski sering terlihat sebagai sosok yang kaku dan serius, ditambah latar belakangnya sebagai tentara, Wiranto juga punya sisi humoris.
"Beliau memang serius tapi juga suka bercanda saat rapat internal," ungkapnya.
"Nah itu artinya mengingatkan karena banyak orang menganggap Wiranto ini masih berambisi dengan kekuasaan," kata Arief.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.