JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi III DPR Muhammad Syafii menilai permasalahan terkait Lembaga Pemasyarakatan bersumber dari integritas para penjaga lapas. Syafii menyoroti peristiwa adanya narapidana kasus korupsi yang bebas keluar-masuk Lapas dan pelesiran di luar Lapas.
"Kami terus meminta agar rekrutmen SDM-nya betul-betul memilih calon-calon kalapas (Kepala Lapas) dan sipir yang punya integritas. Faktanya, memang di situ permainannya," kata Syafii di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (7/2/2017).
Ia mencontohkan kondisi di suatu Lapas, ketika satu penjaga lapas mengawal 197 narapidana. Penjaga tersebut tak keberatan karena dari 197 orang tersebut, sipir akan kebagian "jatah".
"Jadi kalau satu hari ada keluarga yang mau nengok, mau masuk pintu sini bayar dulu, pintu sana bayar dulu. Maka dia enggak mau melepas yang 197 tahanan itu," ujar Politisi Partai Gerindra itu.
(Baca: Tiga Terpidana Pelesiran, Kalapas Diperiksa, Seluruh Sipir Dirotasi)
"Dan dia enggak mau minta ditambah (jumlah penjaga lapasnya) karena akan mengurangi jatah dia," sambungnya.
Menurut dia, integritas para petugas Lapas saat ini memang sangt memprihatinkan. Bahkan, kasus peredaran narkoba dari dalam Lapas juga terjadi karena celah tersebut.
Syafii menilai, perlu ada reformasi besar-besaran tak hanya di tingkat Lapas namun juga di Kementerian Hukum dan HAM.
(Baca: Koruptor di LP Sukamiskin Pelesiran, Yasona Sebut Kalapas Dijebak)
"Karena ini enggak lepas dari pengetahuan Dirjen Lapas. Masa Dirjen Lapas terus mendapat pemberitaan seperti ini tapi diam saja? Dan tidak mungkin tidak diketahui Kanwil Kemenkumham di setiap provinsi yang membawahi bidang Lapas," kata Ketua Pansus Revisi Undang-Undang Terorisme itu.
Pelesiran narapidana
Dalam laporan investigasinya, Majalah Tempo memergoki sejumlah narapidana korupsi keluar-masuk Lapas.
Salah satunya terpidana kasus korupsi pengadaan alat Sistem Komunikasi Radio Terpadu (SKRT) Anggoro Widjojo juga dilaporkan berkunjung empat kali ke Apartemen Gateway, berjarak 3,5 kilometer dari Sukamiskin.
Ia kembali ke selnya pada 29 Desember 2016 menaiki mobil pribadi yang dikemudikan seorang perempuan. Kini, Anggoro dipindahkan ke Lapas Gunung Sindur, Bogor. Dua koruptor lain juga direncanakan dipindahkan ke sana dalam waktu dekat.
Sel mewah
Dalam laporan investigasi tersebut juga disinggung soal fasilitas Lapas Sukamiskin yang lebih istimewa ketimbang Lapas lainnya di Indonesia. Misalnya keberadaan Taman Bung Karno yang kerap digunakan sebagai tempat pesta para narapidana. Taman itu dikelilingi 37 saung berdinding anyaman bambu dan beratap ijuk.
Luas saung rata-rata 2 x 2,5 meter. Taman itu adalah fasilitas paling mewah di LP Sukamiskin. Saung-saung itu berperabot sofa yang berbusa tebal, kulkas mini, dispenser, dan juga sound system.
(Baca: Kemenkum HAM Jabar Selidiki Dugaan Pelesiran Napi Kasus Korupsi)
Ada lemari kayu di beberapa saung. Lantainya berlapis keramik. Ada pula saung berbentuk panggung. Sebagian dilengkapi tirai bambu yang menyamarkan pandangan dari luar.
Syafii juga berkunjung ke Sukamiskin November 2016 lalu. Meski tak mengetahui darimana sumber dana fasilitas tersebut, namun ia membenarkan bahwa ada saung-saung di dalam Lapas tersebut.
"Tapi Kalapas bilang sudah disiapkan. Kan nggak mungkin ada anggaran dari Lapas buat saung, keyboard tunggal, dan lainnya. Kalau ada anggaran dia pasti buat yang lain, tho? Ada sarana olahraga juga. Tenis," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.