Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mensos Harap Masyarakat Terima WNI yang Dideportasi Saat Mau ke Suriah

Kompas.com - 06/02/2017, 23:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa berharap masyarakat menerima kembali warga negara Indonesia (WNI) yang dideportasi dari Turki saat akan menuju Suriah, setelah mereka pulang ke kampung halamannya.

"Mereka juga adalah saudara kita, mereka harus dirangkul dan diberikan pemahaman atas bahaya radikalisme dan terorisme," ujar Khofifah dalam kunjungan ke Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) Bambu Apus, Jakarta Timur, Senin (6/2/2017).

"Perlakukan dengan baik sehingga proses reintegrasi dan resosialisasi bisa berjalan sesuai harapan," kata dia. 

Menurut Khofifah, jika mereka dikucilkan oleh masyarakat akan berdampak negatif terhadap mereka karena akan menghambat proses reintegrasi sosial WNI yang diduga bergabung dengan ISIS tersebut.

Jika masyarakat tidak memperlakukan mereka dengan baik, menurut Khofifah bisa saja mereka kembali ke pemahaman yang salah dan bergabung dengan kelompok radikal.

Oleh karena itu, saat ini Pemerintah melalui Kementerian Sosial mencoba mengkomunikasikan dengan pemerintah daerah asal WNI yang dideportasi dari Turki dan diharapkan, pemerintah daerah bisa menjemput mereka sehingga mereka merasa diperhatikan.

Saat ini, sebanyak 75 WNI ditampung di RPSA Bambu Apus, Jakarta Timur dengan rincian 41 orang dewasa terdiri dari 24 perempuan dan 34 orang anak-anak.

Selama di Bambu Apus mereka mendapatkan layanan trauma healing dan trauma counseling, terutama kepada anak-anak sebelum nantinya mereka kembali ke daerah masing-masing.

(Baca juga: 17 WNI yang Dideportasi Turki Masih Dibina di Dinas Sosial)

Mayoritas WNI yang dideportasi berasal dari wilayah Jawa Timur dan umumnya berpendidikan tinggi. Rata-rata antara satu dengan yang lainnya masih memiliki hubungan saudara, namun ada juga yang karena diajak oleh temannya.

Lebih lanjut Khofifah mengatakan, saat ini kondisi mereka yng ditampung di Bambu Apus terutama anak-anak, seluruhnya dalam kondisi baik.

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), Komjen Pol Suhardi Alius berterimakasih atas peran serta dan kerja keras Kementerian Sosial yang telah memfasilitasi dan melayani WNI yang dideportasi dari Turki tersebut dengan baik.

Pendampingan yang dilakukan Kementerian Sosial menjadi modal sebelum nantinya seluruh WNI tersebut kembali ke kampung halamannya masing-masing.

"Kemungkinan besar masih banyak lagi yang dideportasi. Kita tahu Suriah dalam kondisi konflik sementara pemerintah Turki tidak mengizinkan masuk kesana," kata Suhardi.

(Desi Purnamawati/ant)

Kompas TV Kemensos Tampung 52 WNI yang Dideportasi karena Gabung ISIS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com