JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Komarudin Hidayat melihat kebijakan anti-imigran yang dikeluarkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump berimbas banyak hal pada konstelasi dunia.
Salah satunya adalah meningkatnya sentimen antarumat beragama di sejumlah negara.
"Saya khawatir kalau umat Islam di Amerika Serikat itu merasa ditindas, akan menimbulkan solidaritas di negara yang lain. Jadi itu tidak bagus," ujar Komarudin saat ditemui di Kompleks Istana Presiden, Rabu (1/2/2017) siang.
Solidaritas Muslim di dunia, lanjut Komarudin, dapat berakibat negatif mulai dari gangguan keamanan hingga penurunan perekonomian. Namun, Komarudin juga melihat fenomena yang unik pascakebijakan Trump itu keluar.
Banyak warga AS yang beragama non-Islam turut menentang kebijakan Trump atas landasan kemanusiaan. Komarudin mengatakan, masyarakat di Indonesia harusnya melihat dan merefleksikan fenomena ini untuk diterapkan pada kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Sikap orang Kristen di AS menarik. Bagaimana mereka itu berempati, bersimpati kepada minoritas Muslim. Nah, sekarang kan Indonesia mayoritas Muslim, mestinya bisa belajar dari mereka," ujar Komarudin.
Dengan demikian, Indonesia layak untuk dijadikan contoh bagaimana umat beragama dapat hidup rukun dan damai.
Seperti diberitakan sebelumnya, Trump membekukan pemberian visa kepada warga dari tujuh negara berpenduduk mayoritas Muslim. Trump berdalih, kebijakan itu demi melindungi AS dari ancaman terorisme.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.