Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Cara Muslim Tionghoa di Masjid Lautze Rayakan Imlek...

Kompas.com - 31/01/2017, 06:41 WIB
Mikhael Gewati

Penulis

KOMPAS.com – Masyarakat keturunan Tionghoa telah merayakan Tahun Baru China atau Imlek pada Sabtu (28/1/2017) lalu. Pergantian memasuki tahun Ayam Api dalam penanggalan China ini pun dirayakan berbagai warga Tionghoa, termasuk mereka yang Muslim.

Meski sudah tidak menjalani ritual seperti yang dilakukan warga Tionghoa di kelenteng dan wihara, Muslim Tionghoa merayakan Imlek dengan cara berbeda.

Salah satu contohnya adalah umat Muslim Tionghoa yang merupakan jemaah di Masjid Lautze, Jalan Lautze, Jakarta Pusat.

Ngatimin yang merupakan pengurus masjid atau marbot di masjid tersebut mengatakan kalau para mualaf (orang yang baru memeluk Islam) keturunan Tionghoa pada Minggu (29/01/2017) kemarin berkumpul di masjid.

Mereka membaca doa secara Islam dan mengaji Al Quran.

"Setelah berdoa mereka makan buah dan makanan yang lain secara bersama-sama," kata Ngatimin kepada Kompas.com, Senin (30/01/2017).

Menurut pria berusia 63 tahun itu, acara kumpul bersama dilakukan sebagai salah satu bentuk lain untuk merayakan Imlek. Adapun mualaf Tionghoa yang hadir berkisar 11 sampai 12 orang.

Cara berbeda dilakukan Hendra Setiawan. Pria keturunan Tionghoa yang ditemui usai menjalankan sholat ashar di Masjid Lautze itu mengatakan kalau dia sudah tidak merayakan Imlek.

Meski begitu, Hendra yang sudah menjadi mualaf sejak 2001 menyatakan bahwa dia dan keluarga pada hari Imlek berkunjung ke rumah orangtuanya di Pasar Ikan, Muara Angke, Jakarta Utara.

"Orangtua masih merayakan Imlek. Jadi saya main ke rumah orang tua bersama ketiga anak untuk menghormati mereka sebagai orang yang sudah melahirkan membesarkan saya," ujar Hendra Setiawan.

Selain itu, lanjut Hendra, dia berkunjung ke rumah orangtua sebagai ajang silahturahim. Menurut dia, walau dengan orang tua sudah berbeda keyakinan, tetapi bukan berarti putus tali silahturahim, apalagi ikatan orangtua dengan anak.

Bukan perayaan agama

Ali Karim yang merupakan Ketua Yayasan Haji Karim Oei, yayasan yang menaungi Masjid Lautze, menyatakan bahwa Imlek atau Tahun Baru China bukanlah perayaan agama.

Dia memaknai Imlek sebagai peringatan tahun baru berdasarkan kalender China.

"Jadi sebelum zaman Dinasti Han, para kaisar Tiongkok mencoba membuat kalender tapi gagal. Baru pada 104 sebelum masehi, saat masa Kaisar Wu dari Dinasti Han berkuasa ditetapkanlah bulan satu sebagai tahun baru China sampai sekarang ini," ucap Ali Karim kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin(30/01/2017).

Meski begitu, kata dia, pihak yayasan tidak melarang atau menganjurkan Muslim Tionghoa untuk merayakan Imlek.

"Kemarin anak-anak hari minggu pada dateng bawa makanan, ya silakan. Lagi pula Imlek itu silahturahim atau kumpul keluarga, makan sama-sama," ujar Ali Karim yang punya nama China, Oei Tek Lie.

Kompas TV Warga Tionghoa Masih Lakukan Peribadatan Hingga Malam
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang



Terkini Lainnya

“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com