Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelusuri Jejak Makam China Kuno di Depok...

Kompas.com - 30/01/2017, 19:37 WIB
Mikhael Gewati

Penulis

Ibu berusia 51 tahun ini kemudian menjelaskan bahwa mahasiswa ada juga yang berkunjung ke kuburan. Mereka penasaran dengan keberadaannya.

"Bapak menemani mahasiswa masuk ke dalam. Rata-rata mereka ingin tahu situs sejarah itu seperti apa," papar sang istri.
 
Bagaimana wujudnya?

Walau tak bisa masuk ke dalam kuburan, Kompas.com mencoba mengintip melalui sela-sela penutup pagar yang sudah mulai rusak.

Dari lubang itu terlihat ada dua kuburan China lengkap dengan bangunan atapnya. Jarak masing-masing kuburan tidak terlalu dekat seperti tempat pemakaman pada umumnya.

Batu nisan kuburan pun terlihat tebal dan kekar, persis gaya-gaya kuburan China kuno. Adapun tulisan di nisannya menggunakan huruf China.

Menurut Zahra, ada 10 anggota keluarga yang dikebumikan di kuburan China ini.

Selain makam, di sekeliling kuburan juga banyak pohon-pohon besar. Padahal, kata Zahra, dahulu kondisi kuburan hanya dipenuhi ilalang.

"Semua pohon itu Bapak (Rahmat) yang tanam," ucap Zahra.

Adapun Rahmat bersama istri dan anak-anaknya tinggal di rumah yang berdempetan dengan kuburan China kuno itu. Posisinya ada di belakang kuburan.

Kuburan kuno ini merupakan bagian dari permukiman masyarakat Tionghoa yang dulu menempati kawasan Pondok Cina. Selain makam, sisa peninggalan di Pondok Cina adalah rumah tua yang berada di bagian depan Margo City.

Rumah itu dibeli saudagar keturunan Tionghoa bernama Lauw Tek Lock pada abad ke-19. Kemudian, rumah itu diwariskan kepada putranya yang bernama Kapiten Der Cinezeen, Lauw Tjeng Shiang. 

 

Sementara itu, Adolf Heuken dalam Historical Sites of Jakarta (1982) menulis bahwa rumah tersebut sempat rusak akibat gempa pada 1834. Rumah itu kemudian dibangun kembali pada 1898. Menurut Heuken, pada 1866, rumah itu dimiliki keluarga Tan.

Sejarah mengenai Pondok Cina dan permukiman China tersebut bisa dibaca di tautan ini: Sejarah Pondok Cina dan Rumah Tua yang Kehilangan Konteks Budaya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com