Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM dan Polri Akan Antisipasi Praktik Diskriminasi pada Pilkada 2017

Kompas.com - 28/11/2016, 14:28 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia menggelar rapat koordinasi dengan Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilu, Polri, dan TNI, jelang Pilkada serentak tahap kedua pada Februari 2017 mendatang.

Ketua Tim Subkom Pemantauan dan Penyeledikan Komnas HAM Siane Indriani mengatakan, pihaknya akan memastikan pelaksanaan Pilkada 2017 akan berlangsung sesuai prinsip-prinsip HAM.

Prinsip-prinsip itu antara lain dengan terjaminnya hak pilih dan memilih warga serta terciptanya kondisi yang kondusif terkait kebijakan penanganan praktik diskriminasi ras dan etnis. 

"Komnas HAM akan mengambil peran pada pengawasan atas penghormatan, penegakan, dan pemajuan HAM. Guna memastikan hal tersebut, kami membangun koordinasi dengan sejumlah lembaga terkait yaitu KPU, Bawaslu, POLRI dan TNI," ujar Siane, saat konferensi pers di kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (28/11/2016).

Siane menjelaskan, proses pemantauan Komnas HAM dalam tiga tahap, yaitu prapilkada, pemantauan hari H, dan pasca-pilkada.

Pemantauan akan difokuskan pada tiga aspek, pertama, terkait persiapan penyelenggaraan pemilu untuk memastikan pemenuhan hak konstitusional warga untuk memilih.

Kedua, upaya aparat keamanan dalam menjaga ketertiban masyarakat, mencegah dan menghentikan konflik sosial serta memantau kemungkinan munculnya gangguan keamanan negara.

Ketiga, melakukan pengawasan terhadap adanya praktik diskriminasi ras dan etnis.

"Hal tersebut merupakan indikator peningkatan kualitas demokrasi di Indonesia dan aspek penanganan konflik sosial," kata Siane.

Siane menuturkan, hasil pemantauan akan digunakan sebagai bahan dalam memperbaiki program, kebijakan dan pelaksanaan pilkada selanjutnya.

Pemantauan akan dilakukan di 12 wilayah, yakni Aceh, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Maluku, Papua, Sulawesi Tengah, Papua Barat, DKI Jakarta, Banten, Lampung, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Biro Bantuan Hukum Divisi Hukum Polri, Brigjen Pol Bambang Usadi mengatakan, Polri telah menyelenggarakan Operasi Mantap jelang Pilkada serentak 2017.

Operasi tersebut sudah berjalan di sejumlah daerah yang dinilai rawan konflik seperti Aceh, Papua, Papua Barat dan DKI Jakarta.

Polisi akan bertindak cepat dalam menangani dan mencegak potensi konflik.

"Apalgi beberapa daerah seperti Jakarta yang diwarnai isu SARA. Ini sangat rawan, perlu persiapan. Kami sudah siapkan antisipasinya," kata Bambang.

Pilkada serentak tahap kedua akan segera diselenggarakan pada Februari 2017 meliputi 101 daerah yang terdiri atas 7 provinsi, 76 kabupaten dan 18 kota.

Tujuh provinsi itu adalah Aceh, Bangka, Belitung, DKI Jakarta, Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat dan Papua Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com