JAKARTA, KOMPAS.com - Gerakan Pemuda Ansor mengimbau netizen bersikap dewasa dan santun dalam menggunakan media sosial.
Hal ini disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (PP GP Ansor), Yaqut Cholil Qoumas.
Yaqut menanggapi "panasnya" perbincangan di dunia maya terkait Rencana unjuk rasa 2 Desember 2016 yang disebut bakal menggelar ibadah shalat Jumat di sepanjang jalan protokol Thamrin-Sudirman, Jakarta.
Selain itu, dia juga merespons maraknya aksi perundungan beberapa waktu belakangan yang dilakukan netizen terhadap tokoh umat muslim seperti Buya Syafii Ma’arif, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, Mustofa Bisri (Gus Mus) dan Quraish Shihab.
"Tak pantas rasanya akun-akun media sosial yang menghina kyai dan ulama itu justru banyak milik anak-anak muda yang seharusnya memberi rasa hormat kepada orang yang lebih tua. Apalagi beliau-beliau itu panutan umat,” kata Yaqut melalui keterangan tertulisnya, Jumat (26/11/2016).
GP Ansor mengajak para tokoh masyarakat dan elit politik ikut menyejukkan situasi nasional dengan menahan diri untuk tidak melontarkan pernyataan yang cenderung provokatif.
Selain itu, tidak mengemukakan pernyataan yang menyinggung perasaan umat beragama. Ia juga meminta semua pihak bisa menjadikan situasi saat ini sebagai teladan dengan menonjolkan sikap akhlaqul karimah.
Seperti pertemuan antara Gus Mus dengan beberapa netizen yang melontarkan opini tidak baik kepadanya.
(Baca: Gus Mus Maklumi Kesalahan Pandu Wijaya)
“Hari ini kita belajar keteladanan dari akhlaqnya Gus Mus. Beberapa pelaku penghinaan terhadap Gus Mus di Medsos yang datang ke kediaman Beliau untuk meminta maaf diterima dengan baik, tanpa pernah menyinggung kesalahannya. Mereka malah disuguhi makanan, diajak bercanda dan berdiskusi, tidak ada dendam,” kata dia.
(Baca: Diantar Keluarganya, Pandu Wijaya Temui Gus Mus)
Lebih jauh Yaqut meminta, proses hukum terhadap Gubernur non aktif DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama dalam kasus dugaan penistaan agama berlangsung cepat dan adil.
“Demi terciptanya rasa keadilan di masyarakat, aparat penegak hukum harus bekerja profesional, adil dan cepat. Jangan ada kesan buying time dalam penyelesaian kasus ini,” kata dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.