Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketum PAN Apresiasi Upaya Konsolidasi Politik Jokowi Usai 4 November

Kompas.com - 13/11/2016, 17:49 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan mengapresiasi langkah konsolidasi politik yang ditempuh Presiden Joko Widodo.

Konsolidasi itu dilakukan Jokowi guna mendinginkan situasi dan kondisi keamanan di Tanah Air pascademonstrasi 4 November 2016.

Zulkifli mengatakan, upaya konsolidasi yang dilakukan Jokowi menunjukkan sikap pancasilais pemimpin Indonesia.

Sebab, Jokowi bersedia mendengarkan aspirasi masyarakat dengan mengundang dan mengunjungi sejumlah tokoh, organisasi, maupun lembaga.

"Kalau ada perbedaan dengan masyarakat, Pak Presiden mendengarkan, diundang, bahkan diajak makan siang. Termasuk hari ini datang ke acara kami dalam rangka musyawarah mufakat. Ini kita respect," ujar Zulkifli saat Rapimnas PAN di Hotel Bidakara, Jakarta, Minggu (13/11/2016).

Zulkifli berharap, upaya konsolidasi yang dilakukan Jokowi dapat benar-benar menangkap aspirasi masyarakat Indonesia.

Sehingga, permasalahan yang saat ini terjadi, khususnya di Jakarta dapat diselesaikan secara berkeadilan.

"Kami bersyukur. Jakarta mudah-mudahan akan sama dengan daerah lain. Proses hukum ini kita akan ikuti semoga berkeadilan," kata Zulkifli.

Selama sepekan ini, Presiden aktif mengundang dan mengunjungi berbagai kelompok dan lembaga, mulai dari TNI, Polri, ulama, habib, organisasi massa, pimpinan pondok pesantren, tokoh partai politik hingga unsur media massa.

Jokowi mengundang ulama dan habib dari berbagai organisasi massa Islam. Jokowi juga mengunjungi Pengurus Pusat Muhammadiyah dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. Lalu, Kepala Negara mengucapkan terima kasih kepada Polri dan TNI dengan berkunjung ke Markas Besar TNI Angkatan Darat dan Mabes Polri. 

(Baca: Jokowi Temui Satuan di TNI-Polri, Ini Komentar JK)

Selain itu, Presiden memimpin upacara di Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat, Brimob Polri dan Marinir TNI Angkatan Laut. 

Kompas TV Di Balik Konsolidasi Jokowi dengan Tokoh Agama dan Militer
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pastikan Takaran LPG Sesuai, Pertamina Lakukan Sidak di Beberapa Tempat

Pastikan Takaran LPG Sesuai, Pertamina Lakukan Sidak di Beberapa Tempat

Nasional
Putusan Adam Deni di Kasus Pencemaran Ahmad Sahroni Ditunda Pekan Depan

Putusan Adam Deni di Kasus Pencemaran Ahmad Sahroni Ditunda Pekan Depan

Nasional
Revisi UU Polri: Ruang Lingkup Kerja Polri Makin Luas

Revisi UU Polri: Ruang Lingkup Kerja Polri Makin Luas

Nasional
Revisi UU Polri: Polisi Bisa Blokir-Batasi Akses Internet Publik demi Keamanan Dalam Negeri

Revisi UU Polri: Polisi Bisa Blokir-Batasi Akses Internet Publik demi Keamanan Dalam Negeri

Nasional
Hari Ini, Karen Agustiawan Jalani Sidang Tuntutan Kasus Pengadaan LNG di Pertamina

Hari Ini, Karen Agustiawan Jalani Sidang Tuntutan Kasus Pengadaan LNG di Pertamina

Nasional
Rekrutmen Calon Kepala Daerah: Cegah Politik Dinasti

Rekrutmen Calon Kepala Daerah: Cegah Politik Dinasti

Nasional
Palestina Tak Kunjung Jadi Anggota PBB, Kemenlu: Masalahnya di Dewan Keamanan

Palestina Tak Kunjung Jadi Anggota PBB, Kemenlu: Masalahnya di Dewan Keamanan

Nasional
Kemenag Minta Jemaah Haji Indonesia Patuhi Larangan Saat Berihram

Kemenag Minta Jemaah Haji Indonesia Patuhi Larangan Saat Berihram

Nasional
Jokowi Kunker ke Sumsel, Akan Kunjungi RSUD hingga Gudang Bulog

Jokowi Kunker ke Sumsel, Akan Kunjungi RSUD hingga Gudang Bulog

Nasional
KPK Akan Dakwa SYL atas Dugaan Gratifikasi Rp 60 M, TPPU Rp 104,5 M

KPK Akan Dakwa SYL atas Dugaan Gratifikasi Rp 60 M, TPPU Rp 104,5 M

Nasional
24 WNI Ditahan karena Visa Palsu, Kemenag Wanti-wanti soal Tawaran Haji Tanpa Antre

24 WNI Ditahan karena Visa Palsu, Kemenag Wanti-wanti soal Tawaran Haji Tanpa Antre

Nasional
Kejagung: Kasus Korupsi Emas 109 Ton Berbeda dengan Kasus Budi Said

Kejagung: Kasus Korupsi Emas 109 Ton Berbeda dengan Kasus Budi Said

Nasional
Biduan Nayunda Nabila Mengaku Diberi Cincin oleh SYL

Biduan Nayunda Nabila Mengaku Diberi Cincin oleh SYL

Nasional
Momen Jokowi dan Iriana 'Nge-vlog', Beri Semangat ke Warganet yang Berangkat Kerja  Pagi-pagi

Momen Jokowi dan Iriana "Nge-vlog", Beri Semangat ke Warganet yang Berangkat Kerja Pagi-pagi

Nasional
Saat SYL Hamburkan Uang Negara dan Pribadi buat Biduan Nayunda...

Saat SYL Hamburkan Uang Negara dan Pribadi buat Biduan Nayunda...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com