Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Wiranto Tertawa Geli Sambil Memegang Payung Terbalik di Istana...

Kompas.com - 08/11/2016, 19:56 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto tertawa geli sambil memegang payung terbalik.

Ajudannya tidak kuasa menahan tawa lantaran tingkah bosnya itu. Momen kocak itu terjadi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (8/11/2016) jelang petang.

Awalnya, Wiranto keluar Kantor Presiden usai mengikuti rapat terbatas membahas pembangunan di Papua.

Wartawan kemudian menyetopnya untuk wawancara. Wiranto pun bersedia untuk ditanyai pewarta.

Namun, lantaran terburu-buru, sesi wawancara 'doorstop' dilakukan sembari berjalan ke luar Istana.

Hujan cukup deras sehingga perekaman pernyataan Wiranto itu dilakukan sembari berjalan di lorong Sekretariat Presiden.

Sekitar semenit berlalu, langkah Wiranto dan wartawan terhenti di gerbang samping Istana Negara.

Tempat itu adalah tempat terakhir terdapat atap sehingga untuk sampai ke mobil, Wiranto mesti menggunakan payung agar tidak kebasahan.

Wawancara pun berakhir di sana. Sementara itu, sang ajudan tampak berusaha membuka payung warna merah putih.

Rupanya, sang ajudan terlalu keras membuka payung sehingga payung melengkung ke atas alias terbalik.

Wartawan yang melihat momen tersebut kemudian tertawa sembunyi-sembunyi.

Sementara, Wiranto masih melihat sang ajudan berusaha mengembalikan payung seperti sedia kala.

Lantaran tidak kunjung berhasil, Wiranto mengambil alih payung itu. "Begini loh, begini," ujar Wiranto dengan serius.

Namun, di tangan Wiranto, payung itu juga tidak bisa kembali seperti sedia kala.

Meskipun Wiranto sudah menghentak-hentakkan payung ke atas dengan harapan kembali seperti semula, payung itu tidak kunjung pada posisi benar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com