Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua Komisi II Yakin Pembahasan RUU Pemilu Sesuai Target

Kompas.com - 23/10/2016, 16:19 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Draf rancangan Undang-Undang Pemilu (RUU Pemilu) telah diserahkan pemerintah ke DPR. Draf tersebut diterima DPR, Jumat (21/10/2016).

Jika Amanat Presiden (Ampres) RUU Pemilu sudah dibacakan di rapat paripurna, draf tersebut akan segera dibahas.

Target penyelesaian RUU Pemilu ditetapkan April 2017. Artinya, pemerintah dan DPR punya waktu sekitar enam bulan untuk merampungkan RUU tersebut.

RUU tersebut merupakan peleburan tiga UU sebelumnya, yaitu UU Nomor 8/2012 tentang Pemilu Legislatif, UU 42/2008 tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden serta UU 15/2011 tentang Penyelenggara Pemilu.

Ketua Komisi II DPR Rambe Kamarul Zaman belum meyakini RUU tersebut bisa rampung sesuai target, atau paling lambat Mei 2017.

Sebab, waktu yang tersisa cukup mepet dan DPR masih terpotong waktu libur reses serta libur akhir tahun.

Menurutnya, perlu pengaturan lebih lanjut mengenai model pembahasan RUU tersebut. "Mau dari pagi ke pagi dari secara apa. Harus dibahas lebih serius.

Saya khawatir dengan waktu yang sangat terbatas jadi tidak maksimal," tutur Rambe di lapangan ex golf driving range Senayan, Jakarta Selatan, Minggu (23/10/2016).

Kemungkinan besar, RUU tersebut juga akan dibahas di tingkat Panitia Khusus (Pansus) atas alasan keterbatasan waktu.

Namun, terkait hal tersebut. Rambe ingin memastikan bahwa anggota inti dari Pansus tersebut adalah anggota-anggota Komisi II. 

Jika tidak, pembentukan Pansus malah bisa berpotensi memperlambat. Menurut Rambe, Komisi II telah berpengalaman membahas UU tentang kepemiluan.

Selain itu, pada Ampres UU Pemilu presiden juga mengamanatkan Menteri Dalam Negeri dalam pembahasan. Di samping ada pula Menteri Keuangan dan Menteri Hukum dan HAM.

Adapun Mendagri merupakan mitra kerja Komisi II. Sehingga chemistry antara Mendagri dan Komisi II dianggap sudah terbangun.

"Kalau Pansus, Komisi II harus sebagai core. Jangan nanti kemana-mana pembahasannya. Sebab ini tiga UU menjadi satu. Fraksi-frakai harus bersikap untuk menyaring orang-orang dari Komisi II untuk membahas ini menjadi tuntas," tuturnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi II Ahmad Riza Patria sebelumnya telah memetakan poin-poin mana saja yang kira-kira akan menjadi pembahasan krusial.

(Baca: RUU Pemilu Segera Diserahkan ke DPR, Ini Poin-poin Krusial yang Telah Dipetakan)

Salah satunya adalah mengenai ambang batas parlemen atau parliamentary threshold (PT). Sejumlah partai menginginkan agar angkanya naik dari yang berlaku saat ini, yaitu 3,5 persen.

Namun, peningkatan angka PT akan menyebabkan jumlah partai di parlemen semakin sedikit. Potensi banyak suara terbuang pun semakin tinggi.

Poin krusial lainnya adalah soal sistem pemilu. Sebagian menginginkan sistem pemilu dikembalikan menjadi tertutup. Namun sebagian lagi menilai sistem pemilu terbuka saat ini sudah ideal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Nasional
Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Nasional
Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Nasional
Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Nasional
Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Nasional
Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Nasional
Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Nasional
PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

Nasional
Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Nasional
Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

Nasional
Momen Jokowi 'Nge-Vlog' Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

Momen Jokowi "Nge-Vlog" Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com