Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maruarar Sirait: Dua Tahun Jadi Presiden, Jokowi Sudah Buat Sejarah

Kompas.com - 20/10/2016, 13:57 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Maruarar Sirait menilai Presiden Joko Widoso sudah membuat sejarah selama dua tahun memerintah bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Maruarar mengatakan, awalnya banyak yang meragukan Jokowi mampu memimpin. Apalagi, di awal pemerintahan, dukungan Jokowi di parlemen sangat minim.

Namun, Jokowi berhasil membalikkan prediksi banyak pihak. Satu per satu partai oposisi bergabung mendukung pemerintah.

(Baca: Dua Tahun Jokowi-JK, Pimpinan DPR Sebut Sektor Energi Masih Banyak Terbengkalai)

Berbagai kebijakan pemerintah, yang kontroversial sekalipun, didukung oleh semua pihak.

Jokowi, kata dia, berhasil membuat sejarah karena berhasil mengonsolidasikan kekuatan hanya dalam waktu dua tahun.

"Bung Karno mengajarkan kita jas merah. Jangan sekali-sekali melupakan Sejarah. Tapi Pak Jokowi sendiri sudah membuat sejarah bagi Indonesia," kata Maruarar Sirait dalam keterangan tertulisnya, Kamis (20/10/2016).

Maruarar mencontoh Undang-Undang pengampunan pajak atau tax amnesty, yang menjadi program andalan pemerintah menggenjot pendapatan dari pajak.

Awalnya, kata dia, penyusunan RUU ini ditolak banyak pihak. Namun pada akhirnya program ini berhasil mencapai target dan diapresiasi banyak pihak.

(Baca: Dua Tahun Pemerintahan, JK Anggap Indonesia Lebih Baik Dibanding Negara Lain)

"Cara bekerja Pak Jokowi sangat mantap dan komprehensif. Dengan perspektif legal justice, Pak Jokowi megikuti UU dalam menjalankan roda pemerintahan. Pak Jokowi juga memperhatikan social justice, yakni apa sebenarnya kebutuhan rakyat. Akhirnya semua keputusan beliau bijaksana dan bisa diterima semua pihak," jelas Ara, sapaan akrabnya.

Menurut Ara, sejumlah prestasi itu sebenarnya tak lepas dari jejak rekam Jokowi. Sejak masih jadi wali kota hingga gubernur di Jakarta, Jokowi berpengalaman mengatasi semua masalah.

Dia sudah biasa berhadapan dengan semua kalangan. Akibatnya, Jokowi bisa didukung sepenuhnya oleh semua pihak, baik TNI, Kepolisian, Politisi, LSM, Media Massa, dan Publik kebanyakan.

"Pak Jokowi sudah berproses sejak lama. Jadi mentalnya kuat, kinerjanya teruji. Ada masalah, memang perlu waktu menyelesaikan. Tapi itulah cara beliau dan selalu berhasil mengatasi masalah tanpa masalah," ujar anggota Komisi XI DPR ini.

(Baca: Dua Tahun Jokowi-JK dan Realisasi Membangun Indonesia dari Pinggiran)

Dengan cara dan gaya berkomunikasi yang baik serta santun, ditopang oleh kinerjanya yang mumpuni, akhirnya Jokowi bisa membangun kepercayaan kepada siapapun.

Karena itulah, menurut Ara, partai politik yang di awal memilih berseberangan, akhirnya mendukung Jokowi.

"Mana ada lagi yang berani bilang Pak Jokowi itu Presiden Boneka. Karena apa? Karena Pak Jokowi mampu menunjukkan kualitas dirinya yang mandiri. Konsolidasi kekuasaan berhasil di tangan dia. Semua mendukungnya," ucapnya.

Kompas TV Fadli Zon: Dua Tahun Ini Presiden Pencitraan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com