Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekjen Baru PBB dan "No Bra Day", Jangan Sampai Tidak "Update"

Kompas.com - 14/10/2016, 06:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah kabar dari mancanegara sayang dilewatkan di tengah derasnya pemberitaan Pilkada Daerah Khusus Ibukota Jakarta, perkembangan kasus kopi sianida, Gatot Brajamusti, dan Dimas Kanjeng Taat Pribadi.

Di antaranya berita meninggalnya Raja Thailand Bhumibol Adulyadej, pemilihan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (Sekjen PBB), dan pengumuman Nobel Sastra 2016.

Selain itu, tanggal 13 Oktober 2016 juga diramaikan dengan kampanye No Bra Day yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kanker payudara.

Di dalam negeri, setelah tax amnesty, pemerintah kini mengincar pajak dari para selebgram untuk menambah pendapatan negara.

Berikut rangkuman berita penting dan menarik yang mungkin Anda lewatkan kemarin:

1. Pajak Selebgram

Pemerintah mengincar pajak penghasilan dari para selebgram alias selebriti baru di Instagram. Rencana tersebut pertama dilontarkan Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Ken Dwijugiasteadi.

Alasannya, sejumlah selebgram dibayar cukup mahal untuk menjual produk, promosi event, kampanye, atau diseminasi pesan ke publik melalui media sosial instagram.

Menteri Keuangan Sri Mulyani pun melihat selebgram sebagai potensi penerimaan negara.

"Pokoknya seluruh potensi penerimaan negara dalam aktivitas ekonomi yang bisa menjadi objek pajak, tentu kami identifikasi," katanya.

Selengkapnya di http://kom.ps/AFvgtI 

2. Raja Thailand Wafat

Setelah keluar masuk rumah sakit selama 10 tahun terakhir karena kesehatannya terus menurun, Raja Thailand Bhumibol Adulyadej mengembuskan napas terakhir pada Kamis (13/10/2016) pukul 15.52 di RS Siriraj, Bangkok dalam usia 88 tahun.

Bhumibol adalah raja kesembilan Dinasti Chakri. Ia menduduki tahta paling lama yakni 70 tahun sejak 1946. Selama berkuasa, ia menyaksikan 17 kali kudeta militer, termasuk dua kudeta dalam 10 tahun terakhir yaitu terhadap PM Thaksin Shinawatra (2006) dan PM Yingluck Shinawatra (2014).

Posisinya akan digantikan putra mahkota Pangeran Vajiralongkorn (64), yang merupakan putra satu-satunya hasil pernikahan Raja Bhumibol dan Ratu Sirikit. Rakyat Thailand berduka dan menetapkan masa berkabung selama setahun.

Selengkapnya di http://kom.ps/AFvgs8 

3. Sekjen Baru PBB

Mantan Perdana Menteri Portugal Antonio Guterres akhirnya secara resmi terpilih sebagai Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa yang baru. Sebanyak 193 negara anggota PBB secara aklamasi memilihnya.

Namanya sudah disebut-sebut dipastikan menggantikan posisi Ban Ki Moon sejak Dewan Keamanan PBB secara bulat mendukungnya.

Sebelumnya, Guterres telah mengabdi di PBB sebagai Kepala Badan PBB urusan pengungsi (UNHCR) selama 10 tahun. Ia akan bertugas sebagai Sekjen PBB mulai 1 Januari 2017.

Selengkapnya di http://kom.ps/AFvgtK 

Reuters Komisaris Tinggi PBB Urusan Pengungsi, Antonio Guterres berbicara di Jenewa, Swiss
4. No Bra Day

#nobraday selalu menjadi trending topics di dunia setiap tanggal 13 Oktober 2016. Tak ketinggalan sejumlah artis pun ikut mengkampanyekannya di berbagai saluran media sosial.

Kampanye tersebut mengundang kontroversi karena mengajak wanita untuk sehari tak menggunakan bra. Buat apa? Ternyata kampanye No Bra Day bertujuan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kanker payudara. Oktober adalah bulan kesadaran kanker payudara.

Meski asal-usul No Bra Day tidak jelas, kampanye tersebut telah berjalan sejak 2011 dengan pesan meningkatkan kesadaran akan pentingnya skrining kanker payudara.
Mumpung lagi kampanye, tidak ada salahnya baca juga berbagai referensi benarkah tidur tanpa bra lebih menyehatkan? Benarkah memakai bra meningkatkan risiko kanker payudara?

Selengkapnya di http://kom.ps/AFvgqe 

5. Nobel Sastra untuk Bob Dylan

Siapa menyangka Nobel Sastra tahun ini jatuh kepada seorang musisi dan pencipta lagu Bob Dylan bukan kepada penulis novel atau cerita fiksi lainnya.

Dia merupakan penyanyi dan penulis lagu pertama yang mendapatkan penghargaan tersebut. Komite Nobel Swedia menyebut Dylan sudah menciptakan karya puitis dalam tradisi musik Amerika yang agung.

Dylan berhak atas uang sebesar 8 juta kronor atau sekitar Rp 11 miliar. Penyerahan penghargaan Nobel akan digelar di Stockholm, Swedia, pada 10 Desember mendatang, namun khusus Hadiah Nobel Perdamaian akan diadakan di Oslo, Norwegia.

Selengkapnya di http://kom.ps/AFvgrs 

AFP PHPTO/MANDEL NGAN Bob Dylan hadir untuk dianugerahi Presidential Medal of Freedom di Gedung Putih, Wahington DC (AS), 29 Mei 2012.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com