Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok, Nasi Padang, dan Partai Rhoma Irama, Ini Berita Kemarin yang Patut Anda Simak

Kompas.com - 08/10/2016, 07:47 WIB

PALMERAH, KOMPAS.com – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, dilaporkan polisi karena dituding melecehkan agama dengan mengutip ayat Al Quran saat berkunjung ke Kepulauan Seribu pada 27 September 2016.

Pelaporan terhadap Ahok dan tanggapan berbagai pihak, termasuk laporan adik Uje yang ditolak menjadi berita menonjol pada hari Jumat (7/10/2016) yang mungkin tidak sempat Anda baca.

Berita lain yang tak kalah menarik adalah lagu Nasi Padang yang diciptakan pria Norwegia setelah ia berkunjung ke Indonesia.

Berita selanjutnya adalah soal benda misterius yang jatuh di kawasan Madura. Benda itu belakangan diketahui sebagai sampah antariksa yang berukuran besar.

Berita lain yang menjadi perbincangan adalah partai-partai yang gagal seleksi di Kementerian Hukum dan HAM. Salah satunya adalah partai bentukan Rhoma Irama.

Berikut 5 berita kemarin yang sebaiknya Anda simak:

1. Ahok Dilaporkan Polisi

Nibras Nada Nailufar Forum Anti Penistaan Agama (FUPA) resmi melaporkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ke Polda Metro Jaya atas kasus penistaan agama, Jumat (7/10/2016)
Forum Anti Penistaan Agama (FUPA) melaporkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ke polisi atas kasus penistaan agama, Jumat (7/10/2016).

Syamsu Hilal Chaniago selaku ketua FUPA menyebut Ahok telah melakukan pelanggaran hukum serius dan harus diusut tuntas.

Laporan itu masuk ke Polda Metro Jaya dengan nomor TBL/4558/X/2016/PMJ/Dit Reskrimum.

"Kami menyatakan memprotes keras perkataan Basuki Tjahaja Purnama bahwa adanya penistaan agama ini," kata Syamsu di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Polda Metro Jaya.

Ahok dituding melecehkan agama dengan mengutip ayat Al Quran saat berkunjung ke Kepulauan Seribu pada 27 September 2016.

Selengkapnya bisa dibaca di sini. Baca juga tanggapan Ketua Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Partai Golkar Wilayah Indonesia I, Nusron Wahid mengenai kasus itu di sini.

2. Nasi Padang dari Norwegia

Istimewa/kvitland.com Audun Kvitlan Rostad
Seorang pria Norwegia menciptakan sebuah lagu bertajuk "Nasi Padang".

Pria bernama Audun Kvitland Rostad itu mengunggah lagu tersebut di YouTube pada Selasa (4/10/2016).

"Hai, nama saya Audun. Saya berasal dari Norwegia. Musim panas lalu saya jalan-jalan ke Indonesia selama beberapa minggu. Seketika itu saya jatuh cinta. Jadi saya membuat lagu ini," ia memperkenalkan diri dalam bahasa Indonesia.

Dalam lagu tersebut, Audun menggambarkan kelezatan nasi padang dengan penuh puja-puji, seperti ia memuja seorang kekasih.

"And if you're a human, I would make you my wife", yang berarti seandainya engkau manusia, aku akan menikahimu.

Melalui lagunya, Kvitland menuturkan kesannya ketika menyantap nasi padang. Menurut dia, nasi padang adalah makanan terenak yang pernah ia rasakan.

Berita selengkapnya bisa dibaca di sini.

3. Partai Rhoma Irama Tidak Lolos Seleksi

KOMPAS.com/ABBA GABRILLIN Ketua Umum Partai Idaman Rhoma Irama saat tiba di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (3/3/2016).
Partai Islam Damai dan Aman (Idaman) gagal mendapatkan status badan hukum di Kementerian Hukum dan HAM.

Partai yang dipimpin pedangdut Rhoma Irama tersebut tidak lolos dalam seleksi administrasi yang ditetapkan dalam Undang-Undang Partai Politik.

"Sebagian besar partai tidak lolos karena terganjal dalam syarat administrasi kepengurusan," ujar Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly dalam jumpa pers di Gedung Kemenkumham Jakarta, Jumat (7/10/2016).

Menurut Yasonna, salah satu syaratnya, kepengurusan partai politik harus mencakup semua provinsi.

Kemudian, kepengurusan pada setiap provinsi paling sedikit 75 persen dari jumlah kabupaten/kota yang bersangkutan.

Selain itu, kepengurusan paling sedikit 50 persen dari jumlah kecamatan pada kabupaten/kota yang bersangkutan.

Baca penjelasan selengkapnya di sini.

4. Laporan Adik Uje Ditolak

Kompas.com/Kurnia Sari Aziza Sekretaris Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI Jakarta, Fajat Sidik, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (7/10/2016).
Sekretaris Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI Jakarta, Fajar Sidik, mengungkapkan kekecewaannya karena laporannya terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, ditolak oleh Bareskrim Mabes Polri.

Kekecewaan adik almarhum Ustad Jeffri Al Buchori ini diungkapkan saat menerima puluhan warga yang memprotes pernyataan Basuki atau Ahok ketika mengutip ayat suci di Kepulauan Seribu, beberapa waktu lalu.

"Ini keluhan saya sebagai WNI yang harusnya dapat perlindungan hukum. Kemarin saya melaporkan Ahok, ternyata sampai di sana dengan bla.. bla.. bla.. ditolak dengan alasan tidak membawa fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia)," kata Fajar, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (7/10/2016).

Dia menjelaskan, pada Kamis (6/10/2016) kemarin, dirinya bersama tokoh agama mendatangi pelayanan masyarakat di Bareskrim Mabes Polri. Setiba di sana, ia diarahkan untuk mendatangi sebuah unit yang menangani kasus penistaan agama. Kemudian, ia disarankan untuk melengkapi laporan dengan fatwa MUI.

Baca beritanya selengkapnya di sini.

Sementara menyikapi hal itu, para pendukng Ahok juga melaporkan pengunggah video yang sudah memotong video aslinya sehingga dianggap menyesatkan. Beritanya ada di sini.

5. Terbesar, Sampah Antariksa yang Jatuh di Madura

Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaludin bersama Ryan Wiltshire selaku Director Commercial Sales SpaceX saat mengamati sampah antariksa yang jatuh di Sumenep, di kantor Lapan Jalan Dr. Djunjunan 133, Kota Bandung , Jum'at (7/10/2016). KOMPAS.com/DENDI RAMDHANI
Puing roket Falcon 9 yang jatuh di Desa Lombang, Kecamatan Gili Genting, Kabupaten Sumenep, pada Senin (26/9/2016) menjadi sampah antariksa terbesar yang pernah ditemukan di Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, dalam konferensi pers yang digelar di Bandung pada Jumat (7/10/2016) ini.

Thomas menjelaskan, sejak berdiri, Lapan telah menemukan sampah antariksa tiga kali. Puing sisa misi antariksa pertama yang ditemukan adalah pecahan roket Rusia yang jatuh di wilayah Gorontalo pada tahun 1981.

Kedua, salah satu bagian roket Soyuz A-2 Space Launcher 4 milik CIS Rusia juga jatuh di Lampung pada 16 April 1988. Benda itu berfungsi sebagai peluncur satelit Cosmos 1938 (satelit mata-mata militer).

Sementara itu, pecahan roket CZ-3 (satelit komunikasi DHF-3) milik China menjadi benda antariksa berukuran besar ketiga yang ditemukan Lapan. Benda itu jatuh di kebun karet Desa Bukit Harapan V, Kecamatan Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara, pada 14 Oktober 2003.

Berita selengkapnya bisa dibaca di sini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com