Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karyawan Mandiri Sekuritas Benarkan La Nyalla Pernah Jual Saham Bank Jatim

Kompas.com - 05/10/2016, 16:59 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Divisi Kepatuhan Mandiri Sekuritas RM Omar Yusuf membenarkan bahwa mantan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur, La Nyalla Mattalitti, memiliki saham Bank Jawa Timur.

La Nyalla pernah secara pribadi meminta sahamnya dijual. "Ada permintaan atas nama nasabah La Nyalla Mattalitti. Semua komunikasi yang dilakukan nasabah pasti dicatat oleh sales atau broker," ujar Omar saat bersaksi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (5/10/2016).

Menurut Omar, instruksi atas penjualan saham tersebut disampaikan melalui telepon oleh pemilik saham. Sales atau broker yang telah ditunjuk untuk melayani nasabah akan mencatat permintaan, dan mengirimkan konfirmasi balasan atas permintaan penjualan.

(Baca: La Nyalla Disebut Langgar Aturan jika Pinjam Dana Hibah Kadin Jawa Timur)

Saksi lainnya, yakni mantan pimpinan Kantor Cabang Mandiri Sekuritas Surabaya, Irawan Endrosurono, mengatakan, La Nyalla menjual sahamnya pada 2 April 2013.

Saham La Nyalla yang dijual senilai Rp 5,3 miliar. "Setelah saham dijual, keuntungan langsung masuk ke rekening nasabah di Mandiri Sekuritas," kata Omar.

Berdasarkan data di Mandiri Sekuritas, total saham yang dimiliki La Nyalla setelah dijual senilai Rp 6,4 miliar.

Dengan demikian, keuntungan yang diperoleh La Nyalla sebesar Rp 1,1 miliar. Dalam kasus ini, La Nyalla Mattalitti didakwa melakukan korupsi dana hibah dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur tahun 2011 hingga 2014.

Salah satunya, La Nyalla menggunakan dana hibah Kadin sebesar Rp 5 miliar untuk membeli saham perdana Bank Jatim. Ia pun mendapat keuntungan sekitar Rp 1,1 miliar atas pembelian dalam initial public offering (IPO) tersebut.

Kompas TV KPK Periksa La Nyalla di Kejaksaan Agung

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com