Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko Darmin: Semua Sudah Tahu Ada Upaya Singapura Hambat "Tax Amnesty"

Kompas.com - 16/09/2016, 19:42 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution tidak kaget dengan berita yang menyebut bahwa warga negara Indonesia mendapat ancaman saat hendak menarik dananya dari bank di Singapura untuk mengikuti tax amnesty. Ia menilai hal tersebut bukan berita baru.

"Semua orang sudah tahu ada upaya mereka untuk menghambat itu, cuma selama ini ya tidak ada yang mengaku," kata Darmin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (16/9/2016).

Kini, lanjut Darmin, dengan pengakuan salah satu senior eksekutif pada perusahaan pengelola aset Singapura, maka ketakutan negara itu terhadap program tax amnesty yang digenjot Pemerintah Indonesia sudah mulai terlihat.

"Ya sekarang ya ada yang ada yang kelihatan belangnya, begitu. Cuma ya tetap secara negara kan dia juga belum bicara. Memang susah juga urusan kalau sudah antar negara," ucap Darmin.

(Baca: Bank Singapura "Ancam" WNI yang Ikut "Tax Amnesty", Ini Kata Wamenlu)

Darmin pun mempertanyakan argumen Pemerintah Singapura bahwa laporan Bank terhadap nasabah WNI hanya berkaitan dengan transaksi mencurigakan, dan tidak berkaitan dengan tax amnesty.

"Kalau soalnya transaksi mencurigakan, kenapa waktu (dana) masuk dia enggak ribut? Waktu (dana) keluar malah ribut. Itu enggak konsisten," ucap Darmin.

Darmin pun berharap permasalahan ini bisa diselesaikan oleh Indonesia dan Singapura dengan baik. Jangan sampai hubungan baik kedua negara menjadi rusak.

"Kalau kenegaraan pelan-pelanlah ngomongnya ya, enggak usah buru-buru dijawab. Lihat aja dulu. Namun, kita sudah tahu sekarang," ucap Darmin.

(Baca: Laporkan WNI yang Ikut "Tax Amnesty", Singapura Terancam Krisis Luar Biasa)

 

Perbankan swasta di Singapura dikabarkan membeberkan kepada kepolisian setempat nama-nama nasabah yang mengikuti program pengampunan pajak alias tax amnesty. Alasannya, program amnesti pajak bisa menghancurkan bisnis bank-bank itu.

Mengutip The Straits Times, Kamis (15/9/2016), unit kepolisian Singapura yang mengurusi kejahatan keuangan, Commercial Affairs Department (CAD), tahun lalu menyatakan kepada perbankan bahwa mereka harus melapor setiap kali ada nasabah yang ikut serta dalam program pengampunan pajak.

"Ketika nasabah mengatakan kepada Anda bahwa ia mengikuti amnesti pajak, Anda memiliki kecurigaan bahwa aset yang ditempatkan pada Anda tidak comply sehingga Anda harus melapor kepada pihak otoritas," ujar seorang senior eksekutif pada perusahaan wealth management Singapura.

(Baca: Pemerintah Minta WNI yang Ikut "Tax Amnesty" Jangan Takut Dilaporkan ke Polisi Singapura)

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku langsung menghubungi Deputi Perdana Menteri Singapura saat berita ini keluar.

Berdasarkan komunikasi itu, Sri Mulyani memastikan bahwa Pemerintah Singapura justru meminta perbankan di negeri itu untuk memfasilitasi WNI yang hendak mengikuti tax amnesty.

Kalaupun ada WNI yang dilaporkan ke polisi oleh perbankan, Sri menyebut hal itu karena transaksi mencurigakan yang dilakukan dan tak terkait tax amnesty.

Kompas TV Bank Singapura Laporkan WNI yang Ikut Tax Amnesty
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com