Dengan membuka ke publik hasil kerja TPF, akan terungkap siapa saja yang terlibat dalam pembunuhan itu dan apa alasannya.
”Data hasil kerja TPF itu ada cocok dengan persidangan Pollycarpus Budihari Priyanto (pilot Garuda Indonesia) dan Muchdi PR (mantan Deputi V Badan Intelijen Negara). Di sidang itu, terbukti siapa saja yang terlibat. Memang sejauh ini tidak ada political will dari pemerintah,” katanya.
Penanganan kasus Munir mencerminkan bagaimana Indonesia pasca reformasi.Sudah 12 tahun, sudah dua presiden kasus ini mandek.
Koordinator Kontras Haris Azhar menilai, pemerintah tidak mengerti bahwa demokrasi itu ditandai dengan adanya artikulasi perbedaan pendapat. Orang-orang yang berani untuk menyatakan versi yang berbeda dari pemerintah tidak terlindungi.
Suciwati mengatakan tak lagi meletakkan harapan pada pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk menuntaskan kasus Munir. ”Untuk apa? Tidak perlu. Buat saya, sudah jelas bagaimana pemerintah saat ini bersikap terhadap HAM,” katanya.
Harapan Suciwati kini ada pada anak-anak muda, pada masa depan Indonesia. Itulah salah satu alasan peringatan 12 Tahun Munir Melawan Lupa dilakukan dengan memutar film-film tentang Munir. Ada enam film diputar selama 4-11 September. Harapannya, anak-anak muda bisa merawat ingatan dan merefleksikan perjuangan Munir sesuai dengan situasi sekarang.
Merunut perjalanan Munir, sejak ia muda hingga 12 tahun setelah kepergiannya, seperti membaca biografi Indonesia.
Indonesia membutuhkan Munir-Munir muda. Sosok yang jujur pada dirinya sendiri, berani mengatasi ketakutannya, dan memberikan diri untuk negaranya demi Indonesia yang lebih baik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.