Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenlu: Dua Mahasiswi Indonesia Bukan Target Penangkapan Otoritas Turki

Kompas.com - 26/08/2016, 13:52 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal mengatakan dua mahasiswi Indonesia yang ditangkap karena dituduh terkait Gullen sebenarnya bukan target penangkapan otoritas Turki.

Menurut Iqbal keduanya ditangkap pada Kamis (11/8/2016) lalu di sebuah rumah yang dikelola oleh Yayasan Pasiad.

"Awalnya dua mahasiswi itu bukan target aparat keamanan, namun karena berada dalam satu rumah dengan beberapa orang yang menjadi target, keduanya ikut ditangkap," ujar Iqbal melalui keterangan tertulisnya, Jumat (26/8/2016).

(Baca: Dua Mahasiswi yang Dituduh Terkait Gullen Sudah Berada di Rumah Dubes RI di Ankara)

Dua mahasiswi Indonesia berinisial DP dan YU akhirnya dibebaskan oleh pihak otoritas Turki, Kamis (25/8/2016) malam.

Iqbal menuturkan keduanya dibebaskan setelah tidak terbukti memiliki kaitan dengan kelompok Hizmet/FETO yang ditengarai mendalangi kudeta di Turki.

Menurut Iqbal, keduanya diserahkan langsung oleh Jaksa Penuntut Umum kepada pejabat konsuler KBRI yang datang ke kota Bursah.

"Saat ini kedua mahasiswi tersebut berada di kediaman Duta Besar RI di Ankara," ungkapnya.

Sementara itu Duta Besar RI di Ankara mengatakan, DP dan YU dalam keadaan sehat meski tampak kelelahan.

"Mereka dalam keadaan sehat meski tampak kelelahan. Keduanya sudah sempat berbicara langsung dengan orang tua masing-masing melalui telepon", ujar Wardana.

Sebelumnya, DP dan YU ditangkap sejak 11 Agustus 2016 di rumah tinggalnya di kota Bursa, Turki. Pemerintah Indonesia sempat menyampaikan desakan agar otoritas Turki menjelaskan alasan dari penangkapan itu.

Sejak penangkapan dilakukan, KBRI terus melakukan pendekatan ke sejumlah pejabat tinggi Pemerintah Turki.

Menlu Retno dua kali melakukan pembicaraan langsung melalui telepon dengan Menlu Turki dimana pembebasan kedua mahasiswi menjadi salah satu topik pembicaraan.

(Baca: Pemerintah Aceh Pantau Keberadaan Mahasiswi yang Ditangkap Pemerintah Turki)

Pasca-kudeta yang gagal di Turki, KBRI terus menyampaikan imbauan agar mahasiswa/pelajar WNI lebih berhati-hati, menghindari kontak dengan mereka yang terkait/terafiliasi ke ulama Ferhulah Gullen dan segera keluar dari fasilitas-fasilitas yang dikelola oleh kelompok-kelompok yang terkait dengan itu.

KBRI terus berkomunikasi dengan Pemerintah Turki dalam rangka memastikan keselamatan seluruh WNI di Turki, khususnya para pelajar/mahasiswa penerima beasiswa Pasiad.

Saat ini sekitar 35 pelajar penerima beasiswa Pasiad ditampung di kediaman Duta Besar RI Ankara. Selain alasan keamanan, para WNI ditampung karena mereka sudah tidak lagi menerima uang beasiswa dari Yayasan Pasiad.

Kompas TV 2 Mahasiswi Indonesia Ditangkap Petugas Turki
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com