Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenlu Petakan Mahasiswa Indonesia di Turki

Kompas.com - 23/08/2016, 18:44 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Manteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan jajarannya sedang menginventarisasi jumlah dan identitas mahasiswa Indonesia yang kuliah di Turki dengan beasiswa Pasiad. 

Pasiad adalah program beasiswa yang berasal dari Yayasan Gulen milik Fethullah Gulen. Nama yang terakhir disebut merupakan ulama Turki yang dituding Pemerintah Turki sebagai otak kudeta militer di negara tersebut beberapa waktu lalu.  

"Saya bahas mengenai maping mahasiswa yang dapat beasiswa Pasiad ada di mana saja dan kondisi mereka, penanganan seperti apa," kata Retno di Komplek Kemenlu, Jakarta, Selasa (23/8/2016).

(Baca: Ibu Mahasiswi yang Ditangkap di Turki Jatuh Sakit karena Cemas)

Pemetaan, kata Retno, dilakukan dengan menggunakan konferensi melalui video dengan Duta Besar Ankara dan Konsulat Jenderal RI pada Senin (22/8/2016) sekitar pukul 14.00 WIB.

Retno menuturkan, total mahasiswa Indonesia yang berada di Turki sebanyak 738 orang. Dari jumlah tersebut, 248 orang merupakan penerima beasiswa Pasiad.

Dari 248 orang, empat orang di antaranya menerima beasiswa strata 2, sisanya, 244 merupakan penerima beasiswa strata 1. Para mahasiswa tersebut tersebar di 20 kota. 

Di antaranya di Istanbul sebanyak 62 orang, Ankara sebanyak 59 orang, dan Kayseri sebanyak 27 orang.

"Saya juga petakan, mereka berasal dari 16 Provinsi. Sejauh ini paling besar asal mereka dari Jawa Barat, Aceh, dan Jawa Tengah. Karena saya harus bicara dengan Pemda mengenai kelanjutan pendidikan di sana," ucap Retno.

Retno menyarankan kepada mahasiswa untuk meninggalkan tempat-tempat yang berhubungan dengan organisasi yang bermasalah dengan pemerintah Turki.

Retno juga telah melakuan pembicaraan dengan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir, Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Eko Prasetyo, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy terkait kelanjutan sekolah mahasiswa di Turki.

"Dari maping kami harus memetakan anak-anak ini kelanjutan sekolahnya seperti apa karena sudah jelas beasiswa dari Pasiad tak ada lagi. Kami tidak campuri politk dalam negeri Turki, tapi yang jadi perhatian adalah perlindungan WNI," ujar Retno.

Hingga kini, pemeritah Turki telah mengamankan tiga mahasiswa Indonesia yang diduga terkaitdengan Fethullah Gulen.

(Baca: RI Desak Turki Buka Akses Kekonsuleran Dua Mahasiswa WNI Tersangkut Gulen)

Handika Lintang Saputra yang ditahan otoritas Turki pada Juni 2016. Sisanya, dua mahasiswi Indonesia dikabarkan ditangkap oleh aparat keamanan Turki.

Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia (PWNI) Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, kedua WNI tersebut ditangkap sejak 11 Agustus 2016 di rumah tinggalnya di kota Bursa, Turki.

Pemerintah Indonesia mendesak pemerintah Turki untuk membuka akses kekonsuleran agar dapat betemu dengan mahasiswa.

Kompas TV 2 Mahasiswi Indonesia Ditangkap Petugas Turki
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com