Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kedepankan Toleransi sehingga Indonesia Tak Jadi Negara Gagal

Kompas.com - 23/08/2016, 10:07 WIB

Jaga keharmonisan masyarakat

Bagaimana dengan kondisi di Indonesia? Sayangnya, laporan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Rabu (3/8/2016) mengumumkan, indeks demokrasi Indonesia (IDI) 2015 di level nasional adalah 72,82 dalam skala 0-100. Angka ini turun dibandingkan dengan 2014, yaitu di angka 73,04.

Mengapa? Ternyata, ada penurunan nilai di sejumlah variabel, seperti kebebasan berkeyakinan serta peran DPRD dan parpol yang pada 2015 lebih buruk dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Setelah damai selama puluhan tahun, pada Jumat (29/7/2016), misalnya, terjadi kerusuhan yang disertai pembakaran rumah ibadah di Kota Tanjung Balai, Sumatera Utara. Keharmonisan hidup masyarakat tercederai

Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai, di Jakarta (Kompas, 12/8/2016) mengatakan, dalam kasus di Tanjung Balai ditemukan fakta distorsi informasi antaretnis yang menyebabkan kesalahpahaman.

Natalius mengatakan, pemerintah pusat, provinsi, dan Tanjung Balai harus menghentikan komunikasi yang berorientasi pada kebencian dan intoleransi.

"Pemerintah pusat dan daerah, termasuk kepolisian, harus memastikan jaminan rasa aman, nyaman, serta memastikan tidak terulangnya peristiwa serupa di masa mendatang," ujarnya.

Tanjang Balai, kalau boleh jujur, juga telah terbangun dari hasil jerih payah rakyat setempat. Pembakaran tempat ibadah tidak sekadar merusak bangunan, tetapi juga merusak rasa saling percaya di antara warga sehingga bukan mustahil bakal terjadi perlambatan pembangunan.

Yang dirugikan dari peristiwa itu bukan sekadar toleransi warga yang berada di titik nadir, melainkan juga ada potensi perlambatan ekonomi.

Untung saja, pembakaran tempat ibadah tidak merembet pada terbakarnya pusat-pusat perdagangan. Bagaimana bila hal itu terjadi? Rakyat Tanjung Balai tanpa terkecuali pasti dirugikan.

Kerusuhan sosial di Tanjung Balai diperburuk isu negatif dan provokatif melalui media sosial sehingga menyulut emosi warga untuk membakar rumah ibadah. Ujaran kebencian menjadi persoalan serius seiring kemajuan teknologi digital.

Sejak 2015, Kepolisian Negara RI telah membekali diri dengan Surat Edaran Nomor SE/6/X/2015 tentang Penanganan Ujaran Kebencian.

Namun, sejauh mana kepekaan anggota kepolisian untuk mengantisipasi kemungkinan konflik sosial dengan mendamaikan pihak-pihak yang berselisih.

Selain kepolisian, warga masyarakat juga punya tugas untuk membangun Indonesia damai dan berperadaban. Masyarakat juga punya tugas untuk merawat toleransi.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan bersama Forum Pembauran Kebangsaan, misalnya, pada akhir Juli 2016 mengadakan acara Gelar Budaya untuk meningkatkan wawasan kebangsaan sekaligus mempererat kerukunan antaretnis yang ada di Kalimantan Selatan. Nahdlatul Ulama (NU) di sisi lain juga rajin menggaungkan konsep "Islam Nusantara".

Toleransi, kata Mudji Sutrisno, pengajar Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta, sebenarnya telah menjadi bahan kurikulum pendidikan, tetapi jangan sampai hanya berhenti pada kurikulum pendidikan (Kompas, 5/8/2016).

Terlebih lagi, kata Mudji, agama telah diambil sebagai media atau sarana untuk mencapai tujuan-tujuan yang praktis.

"Jadi, khotbah di lembaga-lembaga keagamaan justru menjadi media penting untuk mengajarkan toleransi," ujarnya.

Toleransi harus dikedepankan sehingga Indonesia tidak menjadi negara gagal. (HARYO DAMARDONO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com