JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti senior PARA Syndicate Toto Sugiarto mengatakan partai politik hanya terlihat oleh publik ketika pemilu akan berlangsung. Partai lebih sibuk mencari koalisi untuk mendapatkan kekuasaan.
"Parpol hanya kasak-kusuk. Koalisi mengusung calon tanpa calon. Akhirnya layu sebelum berkembang," kata Toto dalam suatu diskusi di di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat (12/8/2016).
Toto menilai hal itu disebabkan oleh ketiadaan kader parpol yang layak diusung pada kontestasi pemilu. Menurutnya, parpol tidak melaksanakan fungsinya sebagai wadah pendidikan politik.
"Itulah yang munculkan politik ketakutan. Sudah tahu kekuasaan itu enak, mereka tidak siap kehilangan kekuasaan. Padahal, politik di mata Jokowi adalah pengabdian, begitu persepsi kami dari luar," ucap Toto.
Akibatnya, lanjut Toto, parpol tidak memandang politik sebagai bagian dari bentuk pelayanan terhadap masyarakat. Sebagian kepala daerah hanya menikmati kue kekuasaan untik keuntungan pribadi.
"70 persen kepala daerah itu masuk penjara karena korupsi. Bukan untuk pelayanan masyarakat. Bukan untuk kebaikan luhur. Tidak ada landasan filosofis dan etika yang baik," ujar Toto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.