BANDUNG, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyayangkan bentrok yang terjadi antara anggota Polri dan Satuan Polisi Pamong Praja di Makassar.
Ia menganggap perkelahian sesama aparat negara seharusnya tidak terjadi.
"Kasus ini semoga menjadi yang terakhir dan segera dibentuk tim investigasi terpadu, dibuktikan siapa yang bersalah," ujar Tjahjo, di Kampus IPDN Jatinangor, Jawa Barat, Senin (8/8/2016).
Tjahjo menekankan, pihak yang terbukti bersalah akan dikenai sanksi oleh instansi masing-masing.
Jika bentrok seperti ini terus dibiarkan, akan menjadi preseden buruk ke depan.
"Dikit-dikit dirusak kantor, dikit-dikit dibunuh, dikit-dikit pengeroyokan. Padahal sesama aparat, harusnya saling melindungi masyarakat," kata Tjahjo.
Tjahjo mengatakan, situasi yang memanas di Makassar sudah mereda. Upaya mediasi dari kedua belah pihak telah dilakukan.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan, pada sore ini ada rapat terpadu oleh Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yassin Limpo untuk melakukan konsolidasi.
"Sudah ada konsolidasi Satpol PP, sudah konsolidasi dengan wali kota di sana, oleh kepolisian dari Kapolda (Sulsel) juga dikonsolidasikan," kata Wiranto.
"Kami harapkan, insiden semacam itu segera diredam dan tidak terulang," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, polisi melawan anggota Satpol PP Kota Makassar bentrok hingga menyebabkan satu orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
Korban tewas adalah seorang anggota Sabhara Polda Sulsel Bripda Michael Abraham Rieuwpassa.
Hingga kini, belum diketahui pasti penyebab tewasnya Bripda Michael.
Jenazah korban masih berada di RS Bhayangkara untuk diotopsi.
Selain Bripda Michael, seorang anggota Satpol PP Kota Makassar juga terkena tikaman dan puluhan orang lainnya mengalami luka-luka.