Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ironis Apabila Upaya Haris Azhar Dianggap Cemarkan Nama Baik Institusi"

Kompas.com - 05/08/2016, 19:31 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar Sosiologi Robertus Robet mengatakan bahwa upaya yang dilakukan oleh koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar adalah sebuah kewajaran dalam sebuah negara yang menganut sistem demokrasi.

Menurut Robet, tindakan Haris mempublikasikan keterangan Freddy Budiman merupakan sebuah partisipasi aktif warga negara untuk memperbaiki sistem yang dinilai tidak berjalan sebagaimana mestinya.

"Apa yang dilakukan oleh Haris adalah partisipasi aktif warga negara. Ada etika bertindak dari warga negara untuk memperbaiki sesuatu yang dianggap kurang di tengah masyarakat," ujar Robet saat memberikan keterangan di kantor Kontras, Jakarta Pusat, Jumat (5/8/2016).

(Baca: Haris Azhar dan Cerita Freddy Budiman yang Berujung Tuduhan Pencemaran Nama Baik...)

Robet menjelaskan, pemerintah dan aparat penegak hukum harus membiasakan diri bahwa di dalam demokrasi ada yang namanya aksi sipil. Artinya, setiap warga negara memiliki inisiatif untuk membantu pemerintah dalam memperbaiki ataupun mengkritik institusi negara jika tidak berjalan sesuai dengan fungsinya.

"Ini adalah kenyataan ironis apabila partisipasi aktif warga negara (Haris Azhar) ditanggapi secara keliru melalui tuduhan pencemaran nama baik," kata Robet.

(Baca: Haris Azhar: Harusnya Istana Bersuara)

Robet juga menilai bahwa apa yang disampaikan oleh Haris melalui media sosial bukan merupakan usaha untuk mencemarkan nama baik institusi negara. Pasalnya, Haris sudah berupaya untuk menyampaikan cerita Freddy Budiman tersebut ke Presiden Joko Widodo, namun tidak mendapat tanggapan.

"Sebelum disampaikan ke publik, Haris sudah berupaya menyampaikan ke Presiden. Jelas tidak ada maksud terselubung, yang dilakukan haris adalah melindungi konstitusi," ungkap dia.

Kompas TV TNI, Polri, dan BNN Laporkan Koordinator Kontras ke Bareskrim
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com