Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Panglima TNI soal Tentara yang Tertembak di Poso

Kompas.com - 28/07/2016, 12:13 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo membenarkan bahwa telah terjadi penembakan terhadap salah satu anggotanya, yakni Sersan Dua (Serda) Muhamad Ilham, yang tergabung dalam operasi Tinombala 2016 di Poso, Sulawesi Tengah, Rabu (27 /7/ 2016).

Menurut Gatot, tertembaknya Serda M Ilham terjadi tanpa kesengajaan. "Di sini saya menjelaskan bahwa benar sekitar pukul 13.30 kemarin, telah terjadi  insiden tertembaknya Satgas Tinombala atas nama Serda Muhamad Ilham. Kata-kata "ter" berarti tidak disengaja, ini tolong dipahami ya," ujar Gatot di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (28/7/2016)

(Baca: Salah Sasaran, Anggota TNI Tertembak Brimob Polri Saat Buru Kelompok Santoso)

Gatot mengatakan, insiden terjadi saat Satgas Intel Tim Sandi Yudha yang berjumlah lima orang tentara, terdiri dari tiga Kopassus dan dua Intel Korem serta masyarakat mendapat informasi adanya timbunan senjata.

Pada saat yang bersamaan satuan tugas yang lain yakni Satgas Bravo mendapat informasi bahwa terdapat orang tidak dikenal. Saat kedua satgas ini bertemu, menurut Gatot, terjadi salah paham, karena kedua tim awalnya tidak mengenali satu sama lain.

"Tim Sandiyudha hanya bersenjatakan pistol di dalam tas, kemudian Satgas Bravo mendapat informasi bahwa ada orang tidak dikenal dari masyarakat. Mereka datang, kemudian terjadilah insiden itu," kata Panglima.

(Baca: Jenazah TNI Korban Salah Tembak di Poso Diterbangkan ke Kampung Halamannya)

Panglima TNI memastikan bahwa tidak ada baku tembak dalam insiden tersebut. Tim Intel menyadari bahwa tim lain tersebut adalah temannya, sehingga tidak ada perlawanan.

"Saya ulangi, tidak ada baku tembak karena Tim Intel juga mengetahui bahwa itu adalah teman sendiri dengan senjatanya. Mereka hanya berteriak," kata Panglima.

Serda M Ilham, Anggota intel korem 132 Tadulako meninggal di tempat setelah tertembak di bagian kepala. Jenazahnya dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Poso. 

Sebelumnya, insiden ini diungkap Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar. Sama seperti Panglima TNI, Boy pun mengatakan bahwa Serda M. Ilham tertembak. 

"Ya benar, insiden salah lirik sasaran tersebut terjadi," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar saat dihubungi, Rabu malam.

Selain Ilman, menurut Boy, tak ada anggota satgas lainnya yang terkena tembak. Berdasarkan pengakuan anggota satgas, saat itu memang dilakukan pengepungan terhadap sejumlah anggota kelompok pimpinan Santoso.

"Dia sudah dipanggil dengan bahasa sandi, tapi tidak menjawab," kata Boy.

Kompas TV Anggota Intel Tewas Tertembak di Poso
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com