Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenderal Tito Diharapkan Lebih Terbuka Menerima Kritik

Kompas.com - 18/07/2016, 17:26 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir berharap Kepolisian RI di bawah kepemimpinan Jenderal (Pol) Tito Karnavian lebih terbuka menerima kritik masyarakat, terutama dalam hal penanganan kasus terorisme.

Haedar menjelaskan, kritik Muhammadiyah selama ini atas praktik kekerasan yang dilakukan oleh Densus 88 saat menangani terorisme harus dilihat sebagai bentuk partisipasi masyarakat dalam mereformasi institusi kepolisian.

Dia juga meminta pihak kepolisian tidak memandang kritik Muhammadiyah sebagai bentuk dukungan terhadap kelompok-kelompok ekstremis.

Muhammadiyah, kata Haedar, siap menjalin komunikasi yang lebih intensif dengan Polri dalam mencegah maraknya aksi terorisme dan radikalisme.

"Kritik Muhammadiyah selama ini merupakan wujud dari dakwah dan bentuk partisipasi kami untuk meluruskan kiblat bangsa. Selain itu, kami siap menjalin kerja sama kajian terorisme secara komprehensif," ujar Haedar, saat menghadiri acara silaturahim Idul Fitri 1437 H bersama Pimpinan Pusat Muhammadiyah, di Aula KH. Ahmad Dahlan, Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Senin (18/7/2016).

Selain itu, Haedar mengatakan, seluruh warga Muhammadiyah berharap Jenderal Tito Karnavian berhasil melakukan reformasi di tubuh Polri agar menjadi lebih profesional.

Menurut Haedar, profesionalitas Polri harus ditingkatkan agar setiap anggota kepolisian bisa menjadi pilar penting dalam menciptakan kehidupan masyarakat yang aman dan damai.

"Harapan Muhammadiyah sangat tinggi kepada Pak Tito dalam mereformasi Polri agar profesional. Sebagai pilar penting dalam melindungi rakyat agar hidup aman damai. Percayalah, Muhammadiyah akan bersama Pak Tito," papar dia.

Sementara itu, ditemui secara terpisah, Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzhar Simanjuntak mengapresiasi niat baik Tito Karnavian melibatkan organisasi Muhammadiyah dalam melakukan reformasi Polri.

Menurut dia, pasca reformasi 1998, salah satu yang gagal dilakukan adalah menggagas perubahan dan pembenahan di institusi kepolisian.

Dia berharap, Tito akan memenuhi janjinya tersebut dan lebih terbuka menerima kritik masyarakat terhadap Polri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com