Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Penyanderaan, Indonesia-Filipina Sepakat Tempatkan Militer di Kapal Dagang

Kompas.com - 15/07/2016, 18:44 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Asisten Operasi Panglima TNI dan Asisten Operasi Angkatan Bersenjata Filipina secara komprehensif membahas strategi agar pembajakan kapal dan penyanderaan warga negara Indonesia di Perairan Sulu, tidak terulang.

Pembahasan itu membuahkan hasil yang dinilai mampu mencegah pembajakan dan penyanderan, yakni dengan menempatkan militer masing-masing pada kapal yang melintas di perairan tersebut.

"Salah satu tindakan yang telah disepakati, yakni penugasan personel keamanan bersenjata di atas kapal niaga masing-masing negara," ujar Kepala Bidang Penerangan Internasional Pusat Penerangan TNI Kolonel Laut Sultan Djanieb melalui siaran pers, Jumat (15/7/2016).

Selain itu, disepakati pula patroli maritim atau 'passing exercise' antara militer kedua negara, yakni oleh Western Mindanao Command Angkatan Bersenjata Filipina dan Komandan Lantamal XIII/Tarakan.

Kedua negara juga menyepakati mengembangkan aturan bersama soal wilayah perairan yang diawasi.

Sultan mengatakan, kesepakatan itu didasarkan pada RP-RI Border Patrol Agreement tahun 1975.

Aturan itu kemudian diimplementasikan dalam Forum Komite Perbatasan RI-RPBC yang diketuai oleh Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur dan Commander of Eastern Mindanao Command.

"Kedua delegasi sepakat melaksanakan tindakan proaktif dan preventif di wilayah yang menjadi perhatian bersama sejalan dengan RP-RI Border Patrol Agreement tahun 1975 dan relevan dengan Konvensi Maritim Internasional," ujar Sultan.

Kedua delegasi yakin kesepakatan tersebut menciptakan kepastian pada sektor keamanan dan keselamatan kapal dagang beserta awaknya di wilayah perairan yang sering dijadikan lokasi pembajakan atau penyanderaan.

Kesepakatan kedua negara itu diketahui dibahas sejak tanggal 12 sampai 14 Juli 2016. Adapun pembahasan dilaksanakan di Park Lane Hotel Jakarta Selatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com