Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diaz Hendropriyono: Ini Bukan Balas Budi...

Kompas.com - 15/07/2016, 07:37 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Diaz Hendropriyono akhirnya buka suara mengenai pengangkatan dirinya menjadi staf khusus baru Presiden Joko Widodo. Dia pun menolak secara tegas jika pengangkatannya itu disebut hasil politik balas budi.

"Kalau balas budi, saya rasa enggak. Ini bukan balas budi," ujar Diaz saat berbincang santai dengan Kompas.com di bilangan Jakarta Selatan, Kamis (14/7/2016) kemarin.

Menurut Diaz, jika Presiden memberikannya jabatan atas dasar balas budi karena telah membantu memenangkan Pemilu Presiden 2014 lalu, masih ada banyak pimpinan relawan lain yang juga berjasa dan perlu diberikan jabatan oleh Presiden.

"Kalau balas budi, semua relawan jasanya juga banyak. Bukan hanya saya," ujar Diaz.

(Baca: Jokowi Angkat Gories Mere dan Diaz Hendropriyono sebagai Staf Khusus)

"Namun, saya rasa memang Presiden membutuhkan sesuatu yang saya tidak tahu cara pandang beliau ke apa, yang dibutuhkan dari saya. Pertanyaan itu seharusnya ditanyakan ke Pak Presiden," kata dia.

Salah satu fakta yang dapat menunjukkan bahwa pengangkatan itu bukanlah politik balas budi adalah cara pengangkatannya. Diaz sama sekali tidak mendapatkan info mengenai pengangkatan dirinya sebagai Staf Khusus Presiden.

Suatu siang pada bulan Juni 2016, ia bercerita dihubungi Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan diberi tahu bahwa dirinya diangkat menjadi Staf Khusus Presiden.

(Baca: "Rekam Jejak Diaz Hendropriyono Tak Terlihat, Kecuali Jadi Relawan Jokowi")

Setelah itu, Diaz pun diminta menghadap ke Sekretaris Kabinet Pramono Anung untuk penyerahan surat keputusannya. Artinya, pengangkatan itu sendiri selaiknya pejabat negara lainnya, bukan langsung dari Presiden.

"Saya enggak tahu akan diangkat menjadi Staf Khusus Presiden, sampai Pak Pratikno itu sampaikan sendiri ke saya, baru saya tahu. Dibilang terkejut, ya terkejut juga. Tetapi, saya merasa ini tantangan baru bagi saya," ujar mantan staf ahli Menko Polhukam dan analis Badan Intelijen Negara (BIN) tersebut.

Diaz menegaskan, tidak terlalu peduli soal komentar miring pengangkatan dirinya. Dia hanya fokus pada pencapaian pekerjaannya. Dia menganggap hal itu dinamika yang memang harus dijawab dengan kerja-kerja profesional.

(Baca: Ramai-ramai Dukung Jokowi, Ramai-ramai Jadi Pejabat)

"Jadi, dengan latar belakang saya atau dengan apa pun yang saya bisa, akan saya lakukan untuk membantu Presiden. Itu sajalah," ujar lulusan Lemhannas dan pemegang Master of Public Administration di Virginia Tech, Amerika Serikat, tersebut.

Diaz adalah salah satu dari dua Staf Khusus Presiden yang baru diangkat, Juni 2016 lalu. Selain Diaz, Presiden Jokowi juga mengangkat purnawirawan Polri, Gories Mere.

Kompas TV Presiden Angkat Gories Mere dan Diaz Hendropriyono Jadi Stafsus
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com