Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nusron: Jihad Paling Besar adalah Melawan Nafsu Korupsi

Kompas.com - 06/07/2016, 13:23 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Nusron Wahid mengatakan, jihad yang paling besar bagi umat Muslim adalah perang melawan hawa nafsu. Menurut dia, salah satu hawa nafsu yang terberat adalah nafsu untuk melakukan korupsi.

"Jihad paling akbar juga perang melawan hawa nafsu. Hawa nafsu yang paling nyata di depan mata dan menjadi realitas publik adalah korupsi," ujar Nusron saat memberikan ceramah seusai shalat Idul Fitri 1437 H di KBRI Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu (6/7/2016).

Menurut Nusron, korupsi dapat mudah terjadi dalam berbagai bentuk. Misalnya, upaya manipulasi, kesewenang-wenangan dan penyalahgunaan kekuasaan untuk kepentingan pribadi atau kelompok.

Nusron mengatakan, sesuai pendapat ulama, korupsi adalah sifat jahat yang tidak pantas dilakukan manusia yang beradab. Puasa merupakan salah satu cara untuk melawan sifat jahat yang tidak pantas dilakukan tersebut.

Meski demikian, menurut Nusron, saat ini banyak yang manjalankan ibadah puasa hanya sebagai simbolik. Di sisi lain, korupsi dan penyalahgunaan juga masih marak dan lancar dilakukan.

Nusron mengajak umat Muslim agar bulan Ramadhan ini dijadikan momentum amnesty (pengampunan) atas dosa dan perilaku sosial masyarakat di Indonesia. Dengan demikian, puasa dan ibadah yang dilakukan saat Ramadhan benar-benar bermakna.

"Cukup dengan declare dan pengakuan, penyesalan untuk tidak mengulangi kesalahan ritual maupun sosial kita," kata Nusron.

Kompas TV Toleransi Agama, Pemuda Kristen Sulawesi Utara Jaga Keamanan Salat Id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com