JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Nusron Wahid mengatakan, jihad yang paling besar bagi umat Muslim adalah perang melawan hawa nafsu. Menurut dia, salah satu hawa nafsu yang terberat adalah nafsu untuk melakukan korupsi.
"Jihad paling akbar juga perang melawan hawa nafsu. Hawa nafsu yang paling nyata di depan mata dan menjadi realitas publik adalah korupsi," ujar Nusron saat memberikan ceramah seusai shalat Idul Fitri 1437 H di KBRI Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu (6/7/2016).
Menurut Nusron, korupsi dapat mudah terjadi dalam berbagai bentuk. Misalnya, upaya manipulasi, kesewenang-wenangan dan penyalahgunaan kekuasaan untuk kepentingan pribadi atau kelompok.
Nusron mengatakan, sesuai pendapat ulama, korupsi adalah sifat jahat yang tidak pantas dilakukan manusia yang beradab. Puasa merupakan salah satu cara untuk melawan sifat jahat yang tidak pantas dilakukan tersebut.
Meski demikian, menurut Nusron, saat ini banyak yang manjalankan ibadah puasa hanya sebagai simbolik. Di sisi lain, korupsi dan penyalahgunaan juga masih marak dan lancar dilakukan.
Nusron mengajak umat Muslim agar bulan Ramadhan ini dijadikan momentum amnesty (pengampunan) atas dosa dan perilaku sosial masyarakat di Indonesia. Dengan demikian, puasa dan ibadah yang dilakukan saat Ramadhan benar-benar bermakna.
"Cukup dengan declare dan pengakuan, penyesalan untuk tidak mengulangi kesalahan ritual maupun sosial kita," kata Nusron.