JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebutkan, demokrasi tak selamanya membawa dampak positif. Salah satu contohnya adalah keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa atau yang dikenal dengan Britania Exit (Brexit).
Hal tersebut diungkapkan Kalla dalam acara Dialog Ekonomi dan Buka Bersama Dunia Usaha Indonesia di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (28/6/2016) sore.
"Demokrasi di Inggris, keputusannya seperti itu keluar (dari Uni Eropa). Mula-mula senang, kemudian sadar ini salah. Semua orang khawatir. Berita buruk lagi, bukan berita baik," kata Kalla, Selasa sore.
(Baca: Pemerintah Jangan Terlalu Percaya DIri Sebut Dampak "Brexit" Tak Signfikan)
Kalla pun berpesan kepada para pengusaha agar siap menghadapi kondisi sesulit apa pun. Pemerintah, kata dia, mengharapkan para pengusaha dalam negeri bisa maju dan berkembang.
"Tenaga dalam negeri ini harus dimunculkan dan itu dari Anda semua, pengusaha-pengusaha," tutur senior Partai Golkar itu.
(Baca: Komisi I DPR: Bisa Saja Fenomena Brexit Terjadi di ASEAN)
Inggris telah memutuskan untuk meninggalkan Uni Eropa (UE) setelah 43 tahun dalam referendum bersejarah. Rakyat Inggris yang memilih "keluar" tercatat sebanyak 52 persen dengan perolehan suara sebanyak 17.410.742 orang.
Sementara itu, yang memilih "bergabung" ada 48 persen dengan perolehan suara sebanyak 16.141.241 orang. Sebagai dampak referendum Inggris tersebut, nilai tukar mata uang poundsterling pun merosot secara dramatis.