JAKARTA, KOMPAS.com - Intelektual muda Nahdlatul Ulama (NU) Muhammad Syafi' Ali atau yang biasa disapa Savic Ali memandang bahwa larangan warung buka siang hari di Bulan Suci Ramadhan oleh Pemkot Serang lebih bermuatan politis ketimbang urusan agama.
Menurut Savic aturan tersebut terkesan sebagai bagian dari strategi politik dari sebuah kekuasan untuk memberi kesan kepada umat Islam agar disukai.
"Ini hanya strategi kekuasaan saja untuk merebut simpati masyarakat umat Islam supaya mereka disukai. Padahal di Islam sudah tidak ada aturan yang melarang orang jualan makanan saat bulan puasa," ujar Savic saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (11/6/2016).
Selain itu Savic juga menyebut aturan pelarangan tersebut merupakan bagian dari unjuk kekuasaan yang tidak didasarkan pada upaya menciptakan situasi yang kondusif selama Ramadhan.
Pasalnya, kata Savic, upaya pelarangan yang dilakukan sudah melibatkan unsur-unsur kekuasaan aparatur pemerintahan, seperti satuan polisi pamong praja.
"Menurut saya aturan lebih kepada sebuah unjuk kekuasaan supaya dia terkesan islami. Saya juga tidak yakin kekuasaan yang melarang warung untuk buka ini Islami. Motifnya dasarnya lebih politik ketimbang agamawi," kata Savic.
Sebelumnya diberitakan, seorang ibu pemilik warung makan di Kota Serang, Banten, menangis ketika dagangannya disita aparat Satuan Polisi Pamongpraja PP Pemkot Serang, Jumat (19/6/2016).
Ibu ini dianggap melanggar aturan larangan warung buka siang hari di Bulan Suci Ramadhan. Tampak ibu tersebut menangis sambil memohon kepada aparat agar dagangannya tidak diangkut.
Namun tangisan ibu tersebut tak dihiraukan. Aparat tetap mengangkut barang dagangan ibu tersebut. Kepala Satpol PP Maman Lutfi kepada Kompas TV mengatakan, warung tersebut kena razia karena buka siang hari dan melayani warga yang tidak puasa.
"(Razia) warung nasi dan restoran di Kota Serang yang buka memberi makan pada orang yang tidak puasa," kata Maman saat pimpin razia, Jumat.
Dalam razia itu, petugas menertibkan puluhan warung makan yang buka siang hari. Semua dagangannya disita.
Sementara itu, beberapa pemilik warung beralasan buka siang hari karena tidak tahu ada imbauan larangan buka siang hari di bulan Ramadhan. Sebagian lagi buka warung karena butuh uang untuk menghadapi Lebaran.