JAKARTA, KOMPAS.com — Tiga terduga teroris yang ditangkap di Surabaya berencana melakukan aksi di pusat keramaian Surabaya dan menyerang petugas keamanan. Sama seperti daerah lain, di Surabaya memang tengah dilakukan sejumlah operasi keamanan selama bulan puasa dan menjelang Lebaran.
"Ada indikasi mencoba mengganggu petugas keamanan yang sedang bertugas di hari raya. Rencana mereka akan melakukan aksi di bulan suci Ramadhan," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (9/6/2016).
Ketiga pelaku yang diamankan yaitu PHP, BRN, dan FN. Menurut Boy, ketiganya berencana menyerang di tempat umum dan kantor petugas keamanan.
Boy menganggap rencana mereka serupa dengan ledakan bom di Jalan Thamrin, Jakarta, pada pertengahan Januari 2016.
(Baca: Polri Sebut Teroris yang Ditangkap di Surabaya Terinspirasi ISIS)
"Mirip di Jalan Thamrin. Mereka menyasar petugas yang bertugas, yang sedang terlibat dalam operasi," kata Boy.
Menurut Boy, diperkirakan rencana penyerangan sudah dipersiapkan selama dua tahun sejak keduanya bebas dari kurungan penjara.
PHP pernah dipenjara karena terlibat kasus narkoba, sedangkan FN juga pernah ditahan karena kasus kriminal.
Hingga saat ini, penyidik Densus 88 masih melakukan pendalaman untuk mencari tahu rencana teror mereka lebih jauh.
(Baca: Densus 88 Sita Bom Rakitan Siap Pakai di Rumah Terduga Teroris Surabaya)
"Kami masih mencari lagi, mungkin akan ada petunjuk dari data-data di HP dan komputer. Penyidik Densus punya 7x24 jam untuk mengumpulkan bukti-bukti," kata Boy.
Saat dilakukan penangkapan, Densus 88 menyita barang bukti berupa tiga bom aktif berdaya ledak tinggi, dua pucuk senjata api laras panjang, senjata api laras pendek, cairan kimia, sangkur, dan ponsel.
Polisi menduga masih ada lagi pelaku di kelompok mereka yang belum tertangkap sehingga masih dilakukan pengembangan.