Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Hasil Gratifikasi, Uang untuk Keluarga Siyono Dilaporkan ke KPK

Kompas.com - 19/05/2016, 15:31 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah aktivis yang mengatasnamakan Koalisi untuk Keadilan mendatangi Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Kamis (19/5/2016).

Para aktivis tersebut datang mewakili keluarga Siyono, terduga teroris yang tewas saat ditahan oleh Detasemen Khusus (Densus) Antiteror 88 Polri beberapa waktu lalu.

Kedatangan para aktivis tersebut bertujuan untuk melaporkan dugaan gratifikasi yang diduga dilakukan oleh Kepala Densus 88 Brigjen (Pol) Eddy Hartono.

Diduga, uang dukacita sebesar Rp 100 juta yang diberikan Eddy kepada keluarga almarhum Siyono berasal dari uang hasil gratifikasi.

"Dugaan kami, uang yang semula diakui sebagai milik pribadi Kadensus ini berasal dari beberapa pihak," ujar Ketua Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak di Gedung KPK, Jakarta, Kamis.

Kecurigaan terhadap asal-usul uang tersebut berawal dari penelaahan terhadap bundel uang tunai yang diserahkan kepada keluarga Siyono.

Setelah dicek, uang tersebut tidak berasal dari satu kantor cabang bank. Uang tersebut diduga ditransfer dari berbagai kantor cabang bank, dikumpulkan, kemudian baru diserahkan kepada keluarga Siyono.

"Ini pengaduan pihak keluarga. Mereka kemudian menyerahkan ke kami. Tentu, kami mau tahu juga, uang itu keluaran dari sumber mana. Kalau ada potensi gratifikasi, yang akan menentukan adalah KPK," kata Dahnil.

Pelaksana Harian Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati mengatakan, pengaduan tersebut telah diterima KPK. Para aktivis juga menyampaikan langsung perihal aduan tersebut kepada pimpinan KPK.

"KPK akan melakukan penelaahan atas laporan yang sudah masuk. Setelah ditelaah, kami akan verifikasi, apakah ini bisa ditangani atau tidak; apakah ranah KPK atau tidak," kata Yuyuk.

Kompas TV Muhammadiyah Kawal Kasus Siyono
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com