Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Novanto Tak Cukup Menjadi Ketua Umum yang Dipercaya Golkar"

Kompas.com - 18/05/2016, 07:45 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Siti Zuhro mengatakan, Partai Golkar terancam kehilangan konstituen pada Pemilu 2019.

Hal itu tak lepas karena terpilihnya Setya Novanto sebagai ketua umum dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar. Sebab, Novanto memiliki citra yang kurang baik di masyarakat.

"Dengan demikian Golkar semakin terpuruk karena tidak ada kepercayaan publik lagi. Dia (Novanto) tidak cukup hanya menjadi ketua umum yang dipercaya oleh Golkar," kata Siti saat dihubungi Kompas.com, Selasa (17/5/2016).

Dengan rekam jejak yang bermasalah, Menurut Siti, Novanto memiliki tantangan untuk membuktikan diri kepada publik. Bila ia mampu, Golkar akan mendapatkan kekuatannya kembali.

"Bagaimana dia ketika sudah bergabung menjadi pendukung pemerintah. Apakah kadernya mampu menjadikan kabinet Jokowi bagus, nawacitanya jalan? Itu show room Golkar di bawah pimpinan Novanto," ucap Siti.

Siti mengatakan, saat ini publik belum dapat mengambil kesimpulan kemampuan Novanto mengejar ketertinggalan Partai Golkar, terutama pasca-dualisme kepemimpinan.

Dalam mengatasi ketertinggalan, Siti menilai Novanto akan menggunakan semua sumber daya yang ada secara kolektif.

Misalnya, dengan mengakomodaasi bakal calon ketua umum yang bersaing bersamanya di Munaslub Partai Golkar.

(Baca: Novanto Menang karena Kesepakatan Calon Ketum, Kepemimpinan Golkar Dinilai seperti Presidium)

"Dan dia mampu mengkapitalisasi semua elemen yang ada di Golkar itu untuk perbaikan kualitas Golkar," kata Siti.

Kompas TV Janji Novanto Sang Ketum Golkar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 24 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Polri Sebut Mayoritas Judi Online Dioperasikan dari Mekong Raya

Polri Sebut Mayoritas Judi Online Dioperasikan dari Mekong Raya

Nasional
KPK Sadap Lebih dari 500 Ponsel, tetapi 'Zonk' karena Koruptor Makin Pintar

KPK Sadap Lebih dari 500 Ponsel, tetapi "Zonk" karena Koruptor Makin Pintar

Nasional
Polri Sebut Bandar Judi “Online” Akan Dijerat TPPU

Polri Sebut Bandar Judi “Online” Akan Dijerat TPPU

Nasional
Pimpinan KPK Sebut OTT 'Hiburan' agar Masyarakat Senang

Pimpinan KPK Sebut OTT "Hiburan" agar Masyarakat Senang

Nasional
Dapat Banyak Ucapan Ulang Tahun, Jokowi: Terima Kasih Seluruh Masyarakat Atas Perhatiannya

Dapat Banyak Ucapan Ulang Tahun, Jokowi: Terima Kasih Seluruh Masyarakat Atas Perhatiannya

Nasional
Polri: Perputaran Uang 3 Situs Judi Online dengan 18 Tersangka Capai Rp1 Triliun

Polri: Perputaran Uang 3 Situs Judi Online dengan 18 Tersangka Capai Rp1 Triliun

Nasional
Menag: Tidak Ada Penyalahgunaan Kuota Haji Tambahan

Menag: Tidak Ada Penyalahgunaan Kuota Haji Tambahan

Nasional
Polri Tangkap 5.982 Tersangka Judi 'Online' Sejak 2022, Puluhan Ribu Situs Diblokir

Polri Tangkap 5.982 Tersangka Judi "Online" Sejak 2022, Puluhan Ribu Situs Diblokir

Nasional
KPK Geledah Rumah Mantan Direktur PT PGN

KPK Geledah Rumah Mantan Direktur PT PGN

Nasional
Imbas Gangguan PDN, Lembaga Pemerintah Diminta Tak Terlalu Bergantung

Imbas Gangguan PDN, Lembaga Pemerintah Diminta Tak Terlalu Bergantung

Nasional
Soroti Vonis Achsanul Qosasi, Wakil Ketua KPK: Korupsi Rp 40 M, Hukumannya 2,5 Tahun

Soroti Vonis Achsanul Qosasi, Wakil Ketua KPK: Korupsi Rp 40 M, Hukumannya 2,5 Tahun

Nasional
Polri Akui Anggotanya Kurang Teliti saat Awal Pengusutan Kasus 'Vina Cirebon'

Polri Akui Anggotanya Kurang Teliti saat Awal Pengusutan Kasus "Vina Cirebon"

Nasional
Tanggapi Survei Litbang Kompas, Istana: Presiden Konsisten Jalankan Kepemimpinan Merakyat

Tanggapi Survei Litbang Kompas, Istana: Presiden Konsisten Jalankan Kepemimpinan Merakyat

Nasional
Kemensos: Bansos Tak Diberikan ke Pelaku Judi Online, Tetapi Keluarganya Berhak Menerima

Kemensos: Bansos Tak Diberikan ke Pelaku Judi Online, Tetapi Keluarganya Berhak Menerima

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com