Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Jokowi Disuguhi Sate Maranggi dan Kopi Mandailing di Korsel

Kompas.com - 16/05/2016, 14:41 WIB

SEOUL, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo (Jokowi) disuguhi menu santap siang spesial, yakni sate maranggi dan kopi mandailing, dalam pertemuan dengan para CEO di Korea Selatan (Korsel), Senin (16/5/2016).

Saat itu, Presiden menghadiri acara Working Lunch dengan 20 perusahaan besar Korsel yang digelar di Athena Garden, Lotte Hotel, Seoul, Korsel.

Para CEO yang hadir antara lain dari KOGAS, LG International, CJ Group, dan KEPCO.

Ke-20 perusahaan dan investor tersebut bergerak di berbagai bidang, antara lain pabrik garmen, renewable energy, farmasi, dan produksi ban.

(Baca: Bertemu Ratusan Pengusaha, Jokowi Mengaku "Nge-fans" dengan Korsel)

Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana mengatakan, satu hal yang sangat mencolok dari pertemuan tersebut adalah adanya komitmen kuat dari pelaku bisnis Korea Selatan untuk meningkatkan kerja samanya dengan Indonesia.

"Sebagian dari investor tersebut bahkan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi untuk ekspor," kata Ari seperti dikutip Antara.

Pada kesempatan itu, para investor menyampaikan bahwa mereka sangat senang mempekerjakan tenaga kerja asal Indonesia.

Para tenaga kerja asal Indonesia tersebut dinilai sebagai pekerja keras dan berdedikasi terhadap pekerjaannya.

Hal menarik dari Working Lunch ini adalah disajikannya makanan khas Indonesia, yakni sate maranggi dan kopi mandailing.

Semua yang hadir memberi acungan jempol atas jamuan yang dihidangkan, terutama kopi mandailing yang merupakan kopi asli dari Indonesia.

Dalam acara Working Lunch itu, Presiden Jokowi didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, dan Kepala BKPM Franky Sibarani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com