Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Drone, Lagi-lagi Drone!

Kompas.com - 16/05/2016, 10:55 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHeru Margianto

Pada tugas-tugas sipil drone banyak sekali digunakan belakangan ini antara lain untuk pemotretan dan aerial photography, penyemprotan hama – agriculture dan proses pengumpulan data untuk tujuan tertentu.

Pesawat terbang tanpa awak yang telah mampu menggantikan peran dari pesawat pengintai Amerika U-2 yang terkenal itu adalah sebuah UAV yang diberi nama Global Hawk buatan Northrop Grumman yang diproduksi pertamakali di tahun 1998.

Salah satu produknya pada tahun 2001 telah memecahkan rekor terbang melintasi Samudra Pasifik dari Edward AFB (Air Force Base) Amerika Serikat ke pangkalan Angkatan Udara Edinburg di Australia.

Global Hawk terbang selama 22 jam dan menempuh jarak 13.219.86 km. Rekor tertinggi untuk ketinggian terbang Global Hawk adalah sudah dapat mencapai 60.000 ft.

Di Indonesia

Di Indonesia drone telah berkembang cukup pesat. Sebelum Drone dikenal luas, sebenarnya kegiatan aeromodelling atau pesawat model tanpa awak sudah cukup banyak dilakukan anak-anak muda dan orang dewasa. Mereka tergabung antara lain dalam wadah organisasi FASI (Federasi Aero Sport Indonesia).

Pada perkembangan selanjutnya belakangan ini dengan dipelopori antara lain oleh LAPAN dan juga BPPT serta Universitas Surya, drone menjadi berkembang lebih luas dan lebih populer.

Di samping itu pihak swasta dan beberapa lembaga penelitian dan pengembangan serta sejumlah perguruan tinggi telah pula mengembangkan drone.

Sudah banyak sekali drone yang telah dikembangkan di Indonesia. Tidak kurang dari delapan jenis di antaranya telah dapat dibuat di dalam negeri sendiri.

Pada umumnya drone memang digunakan untuk misi pengintaian, pemotretan udara, penelitian karakteristik atmosfer untuk meteorologi, pemantauan kabel listrik tegangan tinggi dan juga pengawasan daerah perbatasan serta untuk kepentingan komersial seperti iklan dan lain-lain.

Mengganggu

Luasnya penggunaan drone di tengah masyarakat belakangan ini dirasakan mulai mengganggu kepentingan publik. Tuntutan adanya regulasi atau ketentuan yang mengatur penggunaan drone menjadi semakin mendesak.

Masalahnya, instansi mana yang paling bertanggung jawab untuk menangani hal tersebut?

Sebagai pesawat terbang, walau tanpa awak, maka tentu saja otoritas penerbangan sipil nasional dalam hal ini Kementerian Perhubungan memiliki kepentingan yang besar.

Di sisi lain, karena beberapa drone juga menggunakan frekuensi radio tertentu, maka tentu saja Kemeninfo akan terlibat di dalamnya.

Beberapa drone juga digunakan di daerah perbatasan untuk kegiatan pemantauan. Dalam konteks ini Kementerian Pertahanan perlu terlibat. 

Di bidang intelijen drone memegang peran yang sangat mendasar. Secara historis pengembangan Global Hawk pada prinsipnya adalah menggantikan peran pesawat mata-mata Amerika U-2.

Menertibkan penggunaan drone yang meluas di masyarakat tidak sederhana. Inilah tantangan yang datang di era globalisasi dan cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Nasional
Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Nasional
Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Nasional
Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Nasional
PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

Nasional
Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Nasional
Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Nasional
Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Nasional
Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Nasional
Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Nasional
Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Nasional
Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Nasional
Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Nasional
Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com