Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khadija Dipenjara, Udin Dibunuh, Kejahatannya? Jurnalisme Investigasi!

Kompas.com - 04/05/2016, 18:52 WIB

HELSINKI, KOMPAS.com - Wartawan lepas dan kontributor dari Radio Free Europe, Khadija Ismayilova, kini masih menjalani sisa penjara dari total tujuh setengah tahun sejak 2015. "Kejahatanku? Jurnalisme investigasi," katanya.

Pernyataan Khadija itu disampaikan dalam sebuah pidato yang dibacakan Ibunya, Elmira Ismayilova, tatkala mewakili Khadija menerima penghargaan pembela kebebasan pers dunia. Ya, tahun ini, penghargaan Guilermo Cano World Press Freedom Prize diberikan kepada Khadija.

Guilermo Cano World Press Freedom Prize ini diserahkan dalam rangka Hari Kebebasan Pers Dunia yang jatuh tiap tanggal 3 Mei. Penyerahan dilakukan di Finlandia Hall, Helsinki, Finlandia, bertepatan dengan digelarnya forum World Press Freedom Day di hari kedua, Rabu (4/15/2016) waktu setempat.

Nama Guillermo Cano yang diterima Khadija berasal dari nama wartawan Kolombia yang dibunuh di pintu masuk kantor surat kabar tempatnya bekerja, karena memberitakan mafia penyelundup narkoba.

Baca juga: Masih Dipenjara, Khadija Mendapat Penghargaan Kebebasan Pers Dunia

Setiap tahun, penghargaan tersebut diberikan UNESCO pada orang yang berkontribusi pada kebebasan pers, khususnya jika itu dicapai dengan menantang bahaya.

Khadija sendiri itu dipenjara karena pemerintah Azerbaijan mencoba membungkamnya, sebab ia membongkar kasus korupsi yang dilakukan Presiden Aliyev dan keluarganya.

Karena berita, wartawan Radio Eropa Bebas/Radio Kebebasan (RFE/RL) itu dipenjara. Namun, perjuangannya diapresiasi dunia lewat penghargaan hingga kampanye dengan tagar #FreeKhadija.

Sementara, di Indonesia, yang tahun depan akan menjadi tuan rumah perayaan Hari Kebebasan Pers Dunia (WPFD) 2017, kasus wartawan Udin yang dibunuh tetap tak terungkap dan masih "dilupakan".

Siapa Udin?

Bernama lengkap Fuad Muhammad Syafruddin, jurnalis harian Bernas, Yogyakarta, ini dibunuh di rumahnya sendiri, 20 tahun lalu. Perutnya ditinju dan belakang kepalanya dipukul dengan tongkat besi sehingga ia meninggal.

KOMPAS.com/Yatimul Ainun Puluhan jurnalis Malang Raya, menggelar aksi dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Pers Internasional, Sabtu (3/5/2014) di depan patung Chairil Anwar, di Kota Malang, Jawa Timur. Mereka mendesak kasus pembunuhan Udin, jurnalis Harian Yogyakarta segera dituntaskan oleh pihak kepolisian.
"Saat dibunuh itu (Udin) menjalankan tugas profesinya sebagai seorang jurnalis yang mencoba untuk memberantas korupsi," jelas Majelis Etik Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Bambang Muryanto, saat diwawancarai pada Festival Media 2015. Hingga kini, AJI menuntut kasus Udin diusut tuntas.

"Konstruksi hukumnya adalah kekerasan terhadap Udin karena berita-berita yang dia buat waktu tahun 1996 terkait dengan penyunatan dana IDT (Inpres Desa Tertinggal)," urai Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers Jakarta, Nawawi Bahrudin, saat diwawancarai pada Festival Media 2015.

Berita yang dimaksud berjudul "Dana IDT Hanya Diberikan Separo" dan menyoal penyunatan dana yang diberikan pada anggota 18 kelompok masyarakat.

Sebagai tambahan, bukan hanya Udin yang dibunuh karena berita. Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) mengungkap sejak 1992, 10 wartawan dibunuh di Indonesia.

(Jennifer Sidharta, mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara, melaporkan dari Helsinki untuk Kompas.com)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com